Seharusnya manusia sebagai salah satu makhluk dari sekian banyak jenis makhluk yang Alloh Ta’Ala ciptakan, menyadari akan segala keterbatasannya dalam segala hal. Perhatikan indera yang diberikan untuk manusia. Mata yang hanya bisa melihat benda-benda dengan jarak yang ber-interval dalam satuan meter saja. Atau telinga yang cuma bisa mendengar suara dalam frekuensi tertentu saja. Dan indera yang lainnya begitu juga halnya.
Jadi apa yang bisa diandalkan oleh seorang manusia? Lebih-lebih untuk dibanggakan?? Jawabnya adalah tidak ada !! Kekuasaan..?. O ya? Berkuasakah manusia menahan dirinya dari rasa kantuk? Atau capek mungkin atau menguasai dirinya sendiri untuk tetap dalam keadaan senantiasa bahagia?? Nyatanya tidak !! Terhadap dirinya sendiri saja ternyata tidak berkuasa, bahkan berkehendak sekali pun tidak mampu.
"Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila DiKehendaki Alloh, Tuhan semesta alam."
Dialah Alloh Yang Punya Kuasa, Yang Punya kehendak, yang Berdiri sendiri tanpa bantuan apapun. Yang Ada sebelum semua ciptaan ada.
Maka jika manusia menghubungkan dirinya dengan Pencipta dirinya,tentu akan memperoleh kejayaan dalam kehidupannya. Sedemikian pula apabila ia meninggalkan, melupakan Tuhannya, tentu ia akan menemui kesulitan, kesusahan dan berakhir dengan kekecewaan. Jika itu dilakukannya terus-menerus, dan tidak diakhiri dengan kembali padaNya.
Tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali tunduk pada Aturan-aturan yang telah Ditetapkan oleh Maha Diraja dari semua makhluk.
Bagaimana mungkin, peminjam sampai tidak kenal dengan Yang meminjami.., Atau layakkah semisal seorang asing datang ke suatu tempat, lalu melihat ada tanah, ladang, sawah kemudian si orang asing tadi berbuat semaunya di tempat itu tanpa seizin pemiliknya? Jika demikian keadaannya, tentu si orang asing tadi layak disebut sebagai seorang penjahat atau pencuri.
Sungguh aneh… hidup lama di bumi yang ada Pembuatnya, makan minum di atasnya dengan sesuatu yang telah Diciptakannya, tanpa mengenal Pemiliknya… tanpa berhubungan baik dengan Penciptanya.
Yang paling tepat adalah berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi Keinginan Yang telah Mencipta diri ini. Caranya ???
Yang Maha Mengatur tentu tidak membiarkan begitu saja manusia dalam kebingungan. Dengan Dikirimnya Para Utusan, dengan Aturan yang dibawa oleh Para Rosul maka ummat hendaknya taat, ikut, tunduk serta menjalankan sepenuh hati.
Hidup dan menjalani kehidupan sebagai hamba Alloh, sebagai ummat Nabi Muhammad saw. Mengikuti Beliau saw dalam sunnah dan Perjuangan Beliau.
Jadi apa yang bisa diandalkan oleh seorang manusia? Lebih-lebih untuk dibanggakan?? Jawabnya adalah tidak ada !! Kekuasaan..?. O ya? Berkuasakah manusia menahan dirinya dari rasa kantuk? Atau capek mungkin atau menguasai dirinya sendiri untuk tetap dalam keadaan senantiasa bahagia?? Nyatanya tidak !! Terhadap dirinya sendiri saja ternyata tidak berkuasa, bahkan berkehendak sekali pun tidak mampu.
وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
"Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila DiKehendaki Alloh, Tuhan semesta alam."
Dialah Alloh Yang Punya Kuasa, Yang Punya kehendak, yang Berdiri sendiri tanpa bantuan apapun. Yang Ada sebelum semua ciptaan ada.
Maka jika manusia menghubungkan dirinya dengan Pencipta dirinya,tentu akan memperoleh kejayaan dalam kehidupannya. Sedemikian pula apabila ia meninggalkan, melupakan Tuhannya, tentu ia akan menemui kesulitan, kesusahan dan berakhir dengan kekecewaan. Jika itu dilakukannya terus-menerus, dan tidak diakhiri dengan kembali padaNya.
Tidak ada jalan lain bagi manusia kecuali tunduk pada Aturan-aturan yang telah Ditetapkan oleh Maha Diraja dari semua makhluk.
Bagaimana mungkin, peminjam sampai tidak kenal dengan Yang meminjami.., Atau layakkah semisal seorang asing datang ke suatu tempat, lalu melihat ada tanah, ladang, sawah kemudian si orang asing tadi berbuat semaunya di tempat itu tanpa seizin pemiliknya? Jika demikian keadaannya, tentu si orang asing tadi layak disebut sebagai seorang penjahat atau pencuri.
Sungguh aneh… hidup lama di bumi yang ada Pembuatnya, makan minum di atasnya dengan sesuatu yang telah Diciptakannya, tanpa mengenal Pemiliknya… tanpa berhubungan baik dengan Penciptanya.
Yang paling tepat adalah berusaha sebaik mungkin untuk memenuhi Keinginan Yang telah Mencipta diri ini. Caranya ???
Yang Maha Mengatur tentu tidak membiarkan begitu saja manusia dalam kebingungan. Dengan Dikirimnya Para Utusan, dengan Aturan yang dibawa oleh Para Rosul maka ummat hendaknya taat, ikut, tunduk serta menjalankan sepenuh hati.
Hidup dan menjalani kehidupan sebagai hamba Alloh, sebagai ummat Nabi Muhammad saw. Mengikuti Beliau saw dalam sunnah dan Perjuangan Beliau.