Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Barangsiapa berbuka (dengan sengaja) satu hari pada siang hari bulan Ramadhan tanpa rukhsah (kebolehan menurut syariat) atau sakit, maka tidak akan dapat menggantinya walaupun berpuasa sampai akhir hayatnya."
Menurut pendapat sebagian ulama, juga pendapat Ali Karramallaahu wajhah dan beberapa sahabat lainnya berkenaan dengan hadits ini, bahwa apabila seseorang membatalkan puasanya pada bulan Ramadhan tanpa alasan yang dibenarkan oleh syariat maka tidak akan dapat digantikan atau diqadha walaupun ia berpuasa selama hidupnya.
Akan tetapi menurut sebagian besar ahli fiqih, apabila seseorang tidak berpuasa sehari pada bulan Ramadhan, maka ia dapat menggantinya dengan puasa sehari pada hari lain. Namun jika seseorang itu membatalkan puasanya dengan sengaja tanpa alasan yang dibenarkan, maka selain berpuasa satu hari, sebagai penebusnya dia juga harus berpuasa selama 2 bulan berturut-turut dengan sahur dan berbuka, meski begitu, keberkahan ramadhan tetap tidak dapat ia peroleh. Inilah maksud hadits di atas. Yaitu jika sehari di bulan Ramadhan telah hilang tanpa suatu alasan yang dibenarkan, maka puasanya pada hari yang lain tidak mungkin dapat menebus keberkahan sehari di bulan Ramadhan yang telah ia tinggalkan. Itu pun bagi orang yang mengqadha puasanya. Jika ia sama sekali tidak mengqadhanya, seperti yang dilakukan orang fasiq pada zaman ini, maka kesesatannya tidak perlu ditanyakan lagi.
Puasa adalah salah satu rukun dari lima rukun Islam. Rasulullah saw. menyatakan bahwa Islam dibangun di atas lima rukun.
* mengakui ketauhidan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad saw.
* shalat
* puasa
* zakat
* haji
Berapa banyak kaum muslimin yang telah mati ke-Islamannya, sedang ia masih menganggap dirinya sebagai muslim, walaupun di antara lima rukun itu, tidak ada satu pun yang dilaksanakannya.
Banyak sekali orang-orang jahil yang menganggap bahwa meninggalkan puasa adalah sesuatu yang biasa, banyak juga orang yang memperolok-olok agama dengan berbagai ungkapan kalimat yang menyampaikannya kepada kekufuran, misalnya dengan mengatakan, "Puasa hanya diperuntukkan bagi orang yang tidak mempunyai makanan di rumahnya." Atau, "Apakah yang diperoleh Allah dari kelaparan yang menimpa kami?" Juga kata-kata ejekan lainnya.
Hendaknya kita berhati-hati dari perkataan-perkataan seperti itu. Dan hendaknya perlu dipahami dengan sungguh-sungguh mengenai satu masalah bahwa mengejek atau memperolok-olok agama, walaupun sekecil-kecilnya adalah penyebab kekufuran. Walaupun seseorang seumur hidupnya tidak pernah melaksanakan shalat atau berpuasa atau kewajiban-kewajiban dengan syarat dia tidak mengingkarinya, maka dia tidak menjadi kafir. Namun dia adalah orang yang berdosa.
Semoga Allah Swt dengan keberkahan hamba-hamba-Nya yang saleh memberikan taufik untuk melakukan amal saleh kepada saya yang paling banyak kesalahan ini. Semoga Allah Swt memberikan taufik bagi seluruh umat Islam untuk mengamalkannya.