Ibnu Abbas r.huma berkata, "Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, Bukanlah orang yang beriman yang ia sendiri kenyang sedangkan tetangga di sebelahnya kelaparan.". (H.r. Baihaqi, Misykat).
Orang yang mempunyai cukup makanan untuk mengenyangkan perutnya, sedangkan tetangga di sebelahnya ada yang kelaparan, sangatlah tidak patut ia berbuat seperti itu. Seharusnya ia mengurangi makannya untuk menolong tetangganya itu.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, "Tidaklah beriman kepadaku orang yang menghabiskan malamnya dalam keadaan kenyang dan ia tahu bahwa tetangga di sebelahnya kelaparan.". (Targhib)
Dalam sebuah hadits yang lain, Rasulullah saw. bersabda, "Pada Hari Kiamat, banyak manusia yang akan memohon kepada Allah swt sambil memegang ujung baju tetangganya, "Wahai Allah, bertanyalah kepadanya, karena ia telah menutup pintunya dan ia tidak memberiku sesuatu yang lebih dari keperluannya.". (Targhib).
Disebutkan dalam sebuah hadits, Rasulullah saw bersabda, "Wahai manusia, bersedekahlah aku akan menjadi saksi atasnya pada hari kiamat. Mungkin ada di antara kalian yang pada malam hari masih mempunyai sesuatu yang berlebih setelah ia kenyang, sedangkan saudara sepupunya menghabiskan malamnya dalam keadaan lapar. Dan mungkin ada di antara kalian orang yang selalu menambah hartanya, padahal tetangganya yang miskin tidak dapat mencukupi keperluannya.". (Kanzul-'Ummal).
Disebutkan dalam sebuah hadits yang lain bahwa Rasulullah saw bersabda, "Cukup bagi seseorang untuk dianggap bakhil jika ia berkata, 'Aku akan mengambil hakku sepenuhnya, sedikit pun tidak akan aku sisakan'.". (Kanzul-'Ummal).
Maksudnya ketika ada pembagian, ia selalu berpikir untuk mengambil haknya sepenuhnya, baik dari saudaranya atau dari tetangganya. Tanda kebakhilan lainnya adalah mempertahankan barang yang tidak ada harganya. Padahal, jika barang itu jatuh ke tangan orang lain, ia tidak akan mati kelaparan.