Semua orang yang hidup di dunia saat ini menginginkan kesuksesan. Dan menurut mereka, parameternya adalah kehidupan yang penuh dengan kesenangan, kemudahan dalam segala fasilitas, pondasi yang kuat dalam hal perekonomian, sosial dan sebagainya. Hal di atas adalah suatu kewajaran, karena sebagai manusia sudah menjadi fitrahnya penuh dengan keinginan-keinginan.
Di lain sisi jika dilihat ternyata berbagai ragam cara orang menempuh apa yang mereka inginkan tersebut. Ironisnya bagi orang yang tidak beriman, memanfaatkan segala fasilitas dunia tanpa kenal Pemiliknya.
Sebuah tamsil tentang seekor tikus yang suatu hari berada di dalam istana Sang Raja. Dengan seenaknya si tikus menginjak-injak istana Raja, memakan semua hidangan makanan serta minuman yang berada di istana. Tidak sampai di situ, namun si tikus semaunya sendiri menggunakan segala fasilitas milik sang Raja tanpa izin resmi dari Sang Raja. Bahkan kenal pun tidak !!!
Tibalah saatnya beberapa punggawa (petugas) kerajaan mengadakan pembersihan di lingkungan istana kerajaan. Maka ditemukan oleh mereka, tikus yang sedang melakukan aksinya. Lalu kejadian selanjutnya adalah penangkapan terhadap si tikus sekaligus pembantaian atasnya.
Begitulah perumpamaan bagi orang-orang kafir (tidak beriman kepada Alloh SWT). Keadaan mereka di dunia, yang telah mendapat fasilitas hidup, kesenangan-kesenangan, udara gratis, dan seluruh sarana lainnya.
Mereka telah mendapatkan semuanya, namun sedikit pun mereka tidak mengenal Penciptanya, tidak mengikuti Aturan-aturan-Nya. Maka nasib mereka di akherat tidaklah jauh berbeda dengan tikus tadi.