Apa kabar Sobat DUNIA ISLAM semua..,, Moga tetap dalam lindungan dan Rahmat Alloh swt. Oya ada sekelumit oleh-oleh dari ngaji tadi sore. Rasanya mubadzir kalau tidak saya bagi2. Kali ini berkenaan dengan ceritanya nabi Adam a.s dan iblis laknatullah 'alaih.
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (Q.S Al Baqarah: 35).
Dahulu, sewaktu nabiyullah Adam a.s masih berada di dalam surga, Alloh swt Perkenankan bagi sang nabi untuk makan apa saja yang ada di dalamnya, kecuali buah dari satu pohon yang tidak boleh didekati. Namun Alloh Yang Maha Berkehendak, telah menjadikan beliau a.s lalai, dengan Larangan tersebut. Tatkala iblis laknatullah 'alaih membujuk dengan mengatakan bahwa, dengan memakan buah tersebut bisa menjadikan seseorang menjadi kekal di dalam surga, bahkan bisa menjadi malaikat !. Ringkasnya, terbujuklah sang nabi.
Beberapa saat setelah buah terlarang tersebut dimakan oleh nabi Adam a.s, maka seketika perut beliau langsung mulas, padahal sebelumnya tidak pernah seperti itu. Maka dikatakan kepada nabi Adam a.s bahwa untuk buang hajat, bukanlah surga tempatnya. Melainkan di suatu tempat, yang namanya DUNIA.
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S Al Baqarah: 38).
Dari sepenggal kisah di atas, yang penting untuk diambil pelajaran adalah bahwa iblis senantiasa memolesi keburukan dengan janji-janji indah. Mengesankan sesuatu yang tidak berguna sama sekali, seolah tampak sebagai sesuatu yang amat bermanfaat. Juga membesar-besarkan perkara yang sangat sepele, bahkan kadang tiada berarti. Menakut-nakuti manusia dengan perkara-perkara (hal) yang remeh, dsb.
"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". (Q.S Al Baqarah: 37).
Kelanjutan dari kisah di atas adalah taubatnya nabi Adam a.s. Beliau telah melakukan kesalahan 'sekali saja' seumur hidup, namun memohon ampun selama 70 tahun ! Jika tangisan beliau dibanding dengan tangisan seluruh manusia, maka tangisan beliau lebih banyak.
Kita sebagai hamba, dosanya mungkin 70 tahun, namun belum tentu taubat secara sungguh2, meski sekali saja.
Satu hal lagi yang bisa kita petik dari kisah di atas adalah tentang ketaatan kepada Alloh swt. Selama seorang hamba mau taat, maka Alloh swt pasti akan menolongnya.
Ada kisah mengenai seorang nabi yang diperintahkan oleh Alloh swt untuk makan sesuatu yang pertama kali ia lihat saat bangun. Maka tatkala bangun dari tidurnya, yang beliau lihat bukanlah makanan melainkan sebuah gunung. Namun berbekal husnuzhon (baik sangka) kepada Alloh swt dengan keyakinan kuat bahwa Alloh pasti akan menolongnya, maka beliau berjalan perlahan ke arah gunung tersebut untuk beliau makan.
Namun anehnya yang terjadi adalah gunung tersebut semakin mengecil seiring langkah sang nabi yang tengah mendekatinya. Dan akhirnya dihadapan sang nabi, berubahlah gunung tersebut menjadi roti sekecil genggaman.
Satu lagi kisah tentang dua orang ahli neraka. Mereka menjerit keras luar biasa karena siksaan yang pedih di dalamnya. Malaikat penjaga neraka sampai terganggu dibuatnya.
Karena tidak tahan, risih oleh jeritan kedua orang tersebut. Menghadaplah malaikat tersebut kepada Alloh Ta'ala. Lalu Alloh Perintahkan untuk mengeluarkan keduanya dari neraka untuk dimasukkan ke surga.
Setelah itu Alloh perintahkan kembali mengeluarkan keduanya dari dalam surga dan dimasukkan kembali ke neraka.
Seketika salah seorang dari mereka langsung berlari menuju neraka... Dan satunya lagi diam terpaku.
Kemudian Alloh panggil yang berlari menuju neraka unutk ditanyai (Padahal Alloh Maha Mengetahui isi hati seseorang). Ditanyakan kepadanya mengenai alsan ia berlari segera ke arah neraka, padahal ia telah tahu pedihnya siksaan di dalamnya. Maka orang tersebut menjawab, "Selama di dunia, saya tidak pernah ta'at. Maka sekarang saya ingin ta'at kepada Engkau".
Mendengar jawaban tersebut, maka Alloh perintahkan untuk memasukkannya ke dalam surga.
Giliran orang satunya yang terdiam saat disuruh masuk neraka lagi. Mengenai alasan ia terdiam adalah, "Saat Engkau suruh untuk mengeluarkan aku dari neraka, aku sangat yakin (husnuzhon) bahwa Engkau telah mengampuniku dan menempatkanku di dalam surga selamanya".
Mendengar jawaban orang ini, maka Alloh perintahkan untuk memasukkannya ke dalam surga, sebab sifat husnuzhonnya.
Kurang lebih seperti itu kisahnya. Yang bisa diambil pelajaran adalah, bahwasanya sangat penting untuk selalu husnuzhon kepad Alloh Ta'ala.
Tiap hari kita pergi ke masjid, sholat, 'ibadah, dzikir, tadarusan qur-an dst hendaklah disertai husnuzhon yang kuat kepada Alloh 'Azza wa Jalla. bahwa Alloh pasti akan menolong kita, bahwa Alloh pasti senantiasa bersama kita, melindungi kita. Dan berharap agar Ridlo pada kita.
Semoga bermanfaat. Jazzakalloh atas tausiahnya gus Im (ustadz penulis).
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا
رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا
مِنَ الظَّالِمِينَ
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. (Q.S Al Baqarah: 35).
Dahulu, sewaktu nabiyullah Adam a.s masih berada di dalam surga, Alloh swt Perkenankan bagi sang nabi untuk makan apa saja yang ada di dalamnya, kecuali buah dari satu pohon yang tidak boleh didekati. Namun Alloh Yang Maha Berkehendak, telah menjadikan beliau a.s lalai, dengan Larangan tersebut. Tatkala iblis laknatullah 'alaih membujuk dengan mengatakan bahwa, dengan memakan buah tersebut bisa menjadikan seseorang menjadi kekal di dalam surga, bahkan bisa menjadi malaikat !. Ringkasnya, terbujuklah sang nabi.
Beberapa saat setelah buah terlarang tersebut dimakan oleh nabi Adam a.s, maka seketika perut beliau langsung mulas, padahal sebelumnya tidak pernah seperti itu. Maka dikatakan kepada nabi Adam a.s bahwa untuk buang hajat, bukanlah surga tempatnya. Melainkan di suatu tempat, yang namanya DUNIA.
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي
هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ
يَحْزَنُونَ
Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (Q.S Al Baqarah: 38).
Dari sepenggal kisah di atas, yang penting untuk diambil pelajaran adalah bahwa iblis senantiasa memolesi keburukan dengan janji-janji indah. Mengesankan sesuatu yang tidak berguna sama sekali, seolah tampak sebagai sesuatu yang amat bermanfaat. Juga membesar-besarkan perkara yang sangat sepele, bahkan kadang tiada berarti. Menakut-nakuti manusia dengan perkara-perkara (hal) yang remeh, dsb.
فَتَلَقَّىٰ آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ ۚ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang". (Q.S Al Baqarah: 37).
Kelanjutan dari kisah di atas adalah taubatnya nabi Adam a.s. Beliau telah melakukan kesalahan 'sekali saja' seumur hidup, namun memohon ampun selama 70 tahun ! Jika tangisan beliau dibanding dengan tangisan seluruh manusia, maka tangisan beliau lebih banyak.
Kita sebagai hamba, dosanya mungkin 70 tahun, namun belum tentu taubat secara sungguh2, meski sekali saja.
Satu hal lagi yang bisa kita petik dari kisah di atas adalah tentang ketaatan kepada Alloh swt. Selama seorang hamba mau taat, maka Alloh swt pasti akan menolongnya.
Ada kisah mengenai seorang nabi yang diperintahkan oleh Alloh swt untuk makan sesuatu yang pertama kali ia lihat saat bangun. Maka tatkala bangun dari tidurnya, yang beliau lihat bukanlah makanan melainkan sebuah gunung. Namun berbekal husnuzhon (baik sangka) kepada Alloh swt dengan keyakinan kuat bahwa Alloh pasti akan menolongnya, maka beliau berjalan perlahan ke arah gunung tersebut untuk beliau makan.
Namun anehnya yang terjadi adalah gunung tersebut semakin mengecil seiring langkah sang nabi yang tengah mendekatinya. Dan akhirnya dihadapan sang nabi, berubahlah gunung tersebut menjadi roti sekecil genggaman.
Satu lagi kisah tentang dua orang ahli neraka. Mereka menjerit keras luar biasa karena siksaan yang pedih di dalamnya. Malaikat penjaga neraka sampai terganggu dibuatnya.
Karena tidak tahan, risih oleh jeritan kedua orang tersebut. Menghadaplah malaikat tersebut kepada Alloh Ta'ala. Lalu Alloh Perintahkan untuk mengeluarkan keduanya dari neraka untuk dimasukkan ke surga.
Setelah itu Alloh perintahkan kembali mengeluarkan keduanya dari dalam surga dan dimasukkan kembali ke neraka.
Seketika salah seorang dari mereka langsung berlari menuju neraka... Dan satunya lagi diam terpaku.
Kemudian Alloh panggil yang berlari menuju neraka unutk ditanyai (Padahal Alloh Maha Mengetahui isi hati seseorang). Ditanyakan kepadanya mengenai alsan ia berlari segera ke arah neraka, padahal ia telah tahu pedihnya siksaan di dalamnya. Maka orang tersebut menjawab, "Selama di dunia, saya tidak pernah ta'at. Maka sekarang saya ingin ta'at kepada Engkau".
Mendengar jawaban tersebut, maka Alloh perintahkan untuk memasukkannya ke dalam surga.
Giliran orang satunya yang terdiam saat disuruh masuk neraka lagi. Mengenai alasan ia terdiam adalah, "Saat Engkau suruh untuk mengeluarkan aku dari neraka, aku sangat yakin (husnuzhon) bahwa Engkau telah mengampuniku dan menempatkanku di dalam surga selamanya".
Mendengar jawaban orang ini, maka Alloh perintahkan untuk memasukkannya ke dalam surga, sebab sifat husnuzhonnya.
Kurang lebih seperti itu kisahnya. Yang bisa diambil pelajaran adalah, bahwasanya sangat penting untuk selalu husnuzhon kepad Alloh Ta'ala.
Tiap hari kita pergi ke masjid, sholat, 'ibadah, dzikir, tadarusan qur-an dst hendaklah disertai husnuzhon yang kuat kepada Alloh 'Azza wa Jalla. bahwa Alloh pasti akan menolong kita, bahwa Alloh pasti senantiasa bersama kita, melindungi kita. Dan berharap agar Ridlo pada kita.
Semoga bermanfaat. Jazzakalloh atas tausiahnya gus Im (ustadz penulis).
