Suatu hari yang mendung, seseorang sedang berjalan melewati tempat pemakaman. Orang tersebut melihat Abu Nawas yang tampak sedang duduk di dekat kuburan. Begitu mengenali Abu Nawas, orang tersebut segera menyapanya.
"Hai Abu Nawas, Apa yang sedang kau kerjakan di tempat seperti ini?". Tanya orang tadi.
Abu Nawas yang tampak sedang merenung di pekuburan segera menjawabnya,
"Aku sedang berdialog dengan kaum yang tak pernah menyakiti diriku sedikitpun. Jika aku telah tiada di dunia ini, mereka juga tidak akan menggunjingku", Ucap Abu Nawas.
"Hai Abu Nawas, harga BBM naik. Harga kebutuhan pokok, sandang dan papan pun ikut naik. Maukah engkau berdoa kepada Allah Swt supaya harga dapat turun atau setidaknya tidak melonjak?". Orang itu meminta.
"Sungguh, aku tak peduli. Walau dibayar dengan uang dinar sekali pun. Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, dan Dia-lah yang melimpahkan rezeki untuk kita seperti yang Ia janjikan."
Setelah itu Abu Nawas tampak bertepuk tangan sambil bernyanyi,
"Wahai pengagum dunia dan seluruh perhiasaannya,,
Pandanganmu tiada pernah lepas dari segala kelezatannya, tiada mengantuk.
Kalian hanya sibuk dengan apa yang akan kalian tinggalkan, yang telah kalian dapatkan."
Sungguh kalian telah jauh dari hakikat penciptaan seorang hamba.
Dunia diciptakan untuk kalian, tapi kalian diciptakan untuk akhirat. Bukan untuk dunia.
Mereka yang telah meninggalkan dunia, sangat faham tentang ini semua.
Bagi kalian pencinta dunia, renungkan..
Tanyakan pada para penghuni kubur ini, Apa mereka membawa sebiji kerikil?
Kemana pakaian-pakaian indah mereka dulu?
Pemandangan seperti apa yang mereka saksikan kini?
Jika mereka dihidupkan kembali ke dunia ini, kira-kira apa yang akan mereka perbuat?
Apakah mereka akan berusaha mati-matian untuk mencari harta dunia lagi? Kekuasaan, ketenaran?
Bagaimana kira-kira pendapat mereka terhadap penghuni dunia yang akan menyusul mereka?
Aku kira mereka ingin berteriak, supaya kalian berhenti melakukan tindakan bodoh.
Menggunjing, bertengkar, mengadu domba hanya untuk memperebutkan secuil roti atau kekuasaan semu.
Mau maupun tidak mau, kalian akan menyusul mereka. Suka atau tidak, pasti kalian segera menuju ke tempat mereka.
Saat ini kalian bisa menghiraukan muadzin yang sedang memanggil kalian di tengah kesibukan kalian.
Hari ini kalian bebas berbuat semau kalian, demi keinginan kalian yang tiada habis.
Tapi ketika Izra’il datang untuk menjemput kalian,
Tiada di antara kalian yang mampu menolaknya. Atau mengundurkan waktunya sedikit pun.
Apa menurut kalian Izra’il peduli dengan alasan dari kalian? Anak-anak kalian yang masih kecil butuh orang tua. Orang-orang masih memerlukan peran kalian. Atau kalian akan mengajukan alasan lain? Tidak peduli siang atau pun malam. Baru sebentar tinggal di dunia ini, atau sudah lama. Masih punya hutang atau piutang.
Tidak peduli seberapa banyak orang yang menangisi kepergian kalian dari dunia ini. Saat waktu kalian telah habis, hanya iman dan amal yang akan kalian bawa menghadap-Nya.
Ambillah pelajaran ini. Kematian adalah nasihat yang enggan bicara. Namun, suatu ketika ia pasti datang untuk menjemputmu. Persiapkan bekal terbaikmu. Karena kalian tidak akan tinggal di alam akhirat dalam waktu sebentar, tapi untuk selamanya".
"Hai Abu Nawas, Apa yang sedang kau kerjakan di tempat seperti ini?". Tanya orang tadi.
Abu Nawas yang tampak sedang merenung di pekuburan segera menjawabnya,
"Aku sedang berdialog dengan kaum yang tak pernah menyakiti diriku sedikitpun. Jika aku telah tiada di dunia ini, mereka juga tidak akan menggunjingku", Ucap Abu Nawas.
"Hai Abu Nawas, harga BBM naik. Harga kebutuhan pokok, sandang dan papan pun ikut naik. Maukah engkau berdoa kepada Allah Swt supaya harga dapat turun atau setidaknya tidak melonjak?". Orang itu meminta.
"Sungguh, aku tak peduli. Walau dibayar dengan uang dinar sekali pun. Sesungguhnya Allah memerintahkan kita untuk menyembah-Nya, dan Dia-lah yang melimpahkan rezeki untuk kita seperti yang Ia janjikan."
Setelah itu Abu Nawas tampak bertepuk tangan sambil bernyanyi,
"Wahai pengagum dunia dan seluruh perhiasaannya,,
Pandanganmu tiada pernah lepas dari segala kelezatannya, tiada mengantuk.
Kalian hanya sibuk dengan apa yang akan kalian tinggalkan, yang telah kalian dapatkan."
Sungguh kalian telah jauh dari hakikat penciptaan seorang hamba.
Dunia diciptakan untuk kalian, tapi kalian diciptakan untuk akhirat. Bukan untuk dunia.
Mereka yang telah meninggalkan dunia, sangat faham tentang ini semua.
Bagi kalian pencinta dunia, renungkan..
Tanyakan pada para penghuni kubur ini, Apa mereka membawa sebiji kerikil?
Kemana pakaian-pakaian indah mereka dulu?
Pemandangan seperti apa yang mereka saksikan kini?
Jika mereka dihidupkan kembali ke dunia ini, kira-kira apa yang akan mereka perbuat?
Apakah mereka akan berusaha mati-matian untuk mencari harta dunia lagi? Kekuasaan, ketenaran?
Bagaimana kira-kira pendapat mereka terhadap penghuni dunia yang akan menyusul mereka?
Aku kira mereka ingin berteriak, supaya kalian berhenti melakukan tindakan bodoh.
Menggunjing, bertengkar, mengadu domba hanya untuk memperebutkan secuil roti atau kekuasaan semu.
Mau maupun tidak mau, kalian akan menyusul mereka. Suka atau tidak, pasti kalian segera menuju ke tempat mereka.
Saat ini kalian bisa menghiraukan muadzin yang sedang memanggil kalian di tengah kesibukan kalian.
Hari ini kalian bebas berbuat semau kalian, demi keinginan kalian yang tiada habis.
Tapi ketika Izra’il datang untuk menjemput kalian,
Tiada di antara kalian yang mampu menolaknya. Atau mengundurkan waktunya sedikit pun.
Apa menurut kalian Izra’il peduli dengan alasan dari kalian? Anak-anak kalian yang masih kecil butuh orang tua. Orang-orang masih memerlukan peran kalian. Atau kalian akan mengajukan alasan lain? Tidak peduli siang atau pun malam. Baru sebentar tinggal di dunia ini, atau sudah lama. Masih punya hutang atau piutang.
Tidak peduli seberapa banyak orang yang menangisi kepergian kalian dari dunia ini. Saat waktu kalian telah habis, hanya iman dan amal yang akan kalian bawa menghadap-Nya.
Ambillah pelajaran ini. Kematian adalah nasihat yang enggan bicara. Namun, suatu ketika ia pasti datang untuk menjemputmu. Persiapkan bekal terbaikmu. Karena kalian tidak akan tinggal di alam akhirat dalam waktu sebentar, tapi untuk selamanya".
