Ketahuilah, sesungguhnya manusia apabila dia bermimpi bahwa semua urusannya telah diselesaikannya, sukses cita-citanya dan berjaya apa yang dituntut dalam urusan duniawinya, maka sebenarnya mimpi itu menunjukkan takwil atas perubahan hal-ihwalnya dan kekurangan dalam urusannya.
Ulasan takwil seperti ini berdasarkan dengan firman Allah :
فَلَمَّا نَسُواْ مَا ذُكِّرُواْ بِهِ فَتَحْنَا عَلَيْهِمْ أَبْوَابَ كُلِّ شَيْءٍ حَتَّى إِذَا فَرِحُواْ بِمَا أُوتُواْ أَخَذْنَاهُم بَغْتَةً فَإِذَا هُم مُّبْلِسُونَ
"Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu mereka terdiam berputus asa." (Q.S. Al-An'am: 44)
Penyair telah berkata semakna dengan firman Alloh Swt ini : Apabila urusan telah sempurna mencapai puncaknya, nampaklah kekurangannya. Tunggulah kebinasaannya, apabila dikatakan sudah selesai.
Dan ketahuilah pula, bahwa mendustakan pada suatu mimpi berakibat rusaknya dalam takwil mimpi itu sendiri, dan memalingkan makna mimpi aslinya. Di dalam hal ini Nabi saw telah melarangnya dan telah mengambil berat dalam larangannya, seraya beliau bersabda, yang mahfumnya :
"Barang siapa yang mendustakan atasku, maka hendaklah dudukkan pada tempat duduknya dari neraka."
Di dalam hadits yang lain diterangkan :
"Barang siapa yang mendustakan kepada Nabinya, atau dua orang tuanya, atau orang yang disukainya, maka dia tidak mencium bau sorga."
Beliau juga bersabda, yang mahfumnya:
"Tiga orang disiksa besuk pada hari Kiamat dengan siksaan yang berat yaitu : orang yang mendustakan dalam mimpinya, maka dia dibebani untuk menyimpul dua helai rambut, namun dia tidak mampu menyimpulkannya, dan lelaki yang membuat patung, maka dia dibebani meniupkan nyawanya, namun dia tidak mampu melakukannya, dan seorang lagi lelaki yang mengimami shalat segolongan kaum, padahal mereka tidak menyukainya".
Sebaliknya bagi seseorang yang bermimpi dengan sesuatu yang mengejutkannya atau yang kurang disukainya, agar meludah tiga kali ulang pada sebelah kirinya, apabila dia sudah terjaga dari tidurnya,,lalu membaca ta'awwudz : A 'udzu billahi minasy syaithaanir rajim. Dan cara seperti ini hakekatnya menurut sabda Nabi saw yang dikutip Syeikh Muhammad bin Sirin.