Komandan bertanya, "Wahai pemuda, di mana aku dapat menjumpai tempat untuk bersenang-senang di sekitar sini?"
"Oh, Kalian tidak mengetahui rupanya, di sebelah sanalah tempat yang kalian cari" jawab Abu Nawas.
"Tunjukkan padaku, tempat yang kamu maksud?" tanya salah satu prajurit, dengan lagak yang kurang menghargai.
"Perhatikan jalan ini, bergeraklah lurus ke arah sana, jangan berbelok. Kalian akan menemukan tempat yang cocok untuk bersenang-senang," jawab Abu Nawas.
Maka rombongan prajurit itu pergi untuk menuju tempat yang telah ditunjukkan oleh Abu Nawas. Setelah berjalan ratusan langkah, mereka sangat terkejut karena tempat yang dimaksud tidak ditemukan. Mereka justru menemukan sebuah komplek pemakaman yang sangat luas.
Kenyataan ini membuat seluruh tentara menjadi sangat marah, merasa merasa ditipu oleh pemuda yang memberi keterangan. Mereka memutuskan untuk berjalan lagi ke arah Abu Nawas, pemuda yang masih di berada di dalam rumahnya.
"Hai anak muda, keluarlah. Mengapa kau berani berkata bohong kepada kami?" tanya komandan yang tidak mengenal Abu Nawas, seorang penasehat Kerajaan yang masih muda.
"Katakan padaku, siapakah kau? Kenapa kau berani untuk membohongi kami?" tanya prajurit lainnya. "Aku hanyalah seorang abdi" jawab Abu Nawas.
Mendengar jawaban itu, komandan dan semua prajurit merasa sangat geram dan marah. "Prajurit, tangkap orang ini!" bentak komandan.
"Aku akan membawa kamu untuk menghadap Panglima" komandan berkata kepada Abunawas. Komandan berniat untuk melaporkan Abunawas kepada panglima kerajaan.
Setelah tiba di kerajaan, komandan berkata, "Panglima, kami baru saja menangkap rakyat yang berani berkata bohong kepada pasukan kerajaan,"
"Inilah pemuda yang telah lancang, berbohong pada kami" komandan melanjutkan laporannya.
Panglima terlihat acuh tak acuh. Sesaat kemudian, justru mengeluarkan perintah kepada seorang prajurit untuk membuka borgol yang membelenggu tangan Abu Nawas. Tentu saja, sikap panglima membuat komandan dan prajurit merasa terkejut dan sangat heran. Gerangan apakah ini? Inikah gerangan.. hahaahaha
Setelah borgol terlepas, panglima mendekati ke arah Abu nawas dan berkata,
"Maafkan kelakuan anak buah saya, tuan" Panglima mengucapkan kata-kata itu dengan serius dan sopan.
Ternyata keduanya telah saling mengenal, karena mereka sering berjumpa di istana ketika khalifah mengundang keduanya.
Komandan semakin penasaran, kenapa panglima terlihat sangat hormat. Komandan dan prajurit merasa ketakutan, sehingga meminta maaf kepada pemuda.
"Anda telah dituduh melakukan sebuah kebohongan, apa prasangka mereka kepadamu?" tanya panglima.
"Begini, panglima. Mereka ingin agar aku menunjukkan tempat untuk bersenang-senang, maka aku menunjukkan sebuah kuburan. Bagiku, kuburan merupakan tempat yang lebih baik bagi mereka yang taat dan tunduk kepada Allah Swt. Di tempat itu, mereka akan memperoleh hidangan nikmat dariNya, bebas dari fitnah dan kejahatan manusia" tutur Abunawas dengan tenang dan hkmah.
Mendengar penuturan pemuda, komandan segera mendekat ke arah Abu Nawas dan mengeluarkan kata-kata, "Maafkan saya, tuan. Seandainya saya mengetahui bahwa anda adalah tuan penasihat kerajaan, kami tidak akan berani berbuat seperti tadi" komandan berucap.
"Apakah aku telah berkata bohong kepada kalian? Aku cuma Abdi, bahkan semua orang hanyalah Abdi Allah, termasuk kalian" kata Abu Nawas.
"Ucapan anda benar, tuan" sahut komandan. Mereka semua mengambil hikmah dari kejadian dan penuturan yang disampailak oleh Abunawas muda.
