Dan Abu Hurairah r. a. berkata, Rasulullah saw. bersabda,
"Umatku telah dikaruniai lima hal yang istimewa yang belum pernah diberikan kepada umat umat sebelum mereka:
1. Bau mulut orang yang berpuasa lebik harum di sisi Allah daripada harum kesturi
2. Ikan-ikan di lautan memohonkan ampunan bagi mereka hingga mereka berbuka puasa
3. Allah menghiasi surga-Nya setiap hari kemudian berfirman, "Sebentar lagi hamba-hamba-Ku yang saleh akan diangkat segala kesusahan dari mereka dan mereka akan datang kepadamu".
4. Syetan-syetan yang jahat akan dibelenggu supaya tidak dapat bebas menggoda mereka sebagaimana yang biasa mereka lakukan di luar bulan Ramadhan
5. Pada malam terakhir bulan Ramadhan mereka yang berpuasa akan diampuni. Rasulullah saw. ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah malam itu malam Lailatul Qadar?" Rasulullah saw. menjawab, "Bukan, tetapi selayaknya seorang pekerja itu diberikan upahnya apabila telah menyelesaikan pekerjaannya." (Hr. Ahmad)
Sifat mengutamakan orang lain, yang apabila kita lihat, kita akan merasa heran dan tidak akan bisa mengungkapkannya dengan kata- kata, contohnya kisah berikut ini.
Abu Jahm r. a. menceritakan, "Ketika berlangsung perang Yarmuk, beliau pergi mencari sepupunya sambil membawa air dalam kantong kulit untuk minum dan membasuh lukanya sekiranya dia masih hidup. Secara kebetulan dia menemukan sepupunya sedang tergeletak. Ketika beliau menanyakan apakah ia memerlukan air, ia menjawabnya dengan isyarat, "Ya". Tetapi tak lama kemudian terdengar suara orang mengerang tidak jauh dari tempat mereka berada. Sepupu Abu Jahm pun menunjuk ke arah suara itu dengan maksud agar Abu Jahm memberikan air itu terlebih dahulu kepada orang tersebut.
Abu Jahm pun pergi menghampiri orang itu dan ia memang memerlukan air untuk menghilangkan dahaganya yang amat sangat. Baru saja Abu Jahm hendak memberi minum, tiba-tiba terdengar suara orang lain yang mengerang. Maka orang yang akan diberi minum itu pun menunjuk ke arah suara erangan tadi dan meminta Abu Jahm agar memberikan terlebih dahulu air minum itu kepada orang tersebut. Maka Abu Jahm pun menghampiri orang ketiga itu, tetapi belum sempat Abu Jahm memberi minum, orang itu keburu meninggal dunia. Kemudian Abu Jahm bergegas pergi menuju orang kedua, tetapi orang kedua ini pun didapati telah meninggal dunia. Kemudian beliau pergi kepada sepupunya, namun ia juga telah syahid.
Beginilah sifat mengutamakan orang lain yang dimiliki para sahabat terdahulu. Mereka rela mengorbankan jiwanya yang sedang dalam kehausan, dan tidak mau meminum air sebelum saudaranya yang lain meminumnya. Semoga Allah ridha kepada mereka dan memberikan karunia kepada kita agar dapat meneladani jejak langkah mereka.
Dalam kitab Ruhul Bayan diceritakan bahwa Imam Suyuthi dalam kitab Jami'us Shaghir dan Assakhawi dalam kitab Maqasid meriwayatkan dari Ibnu Umar y a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Bahwasanya di kalangan umatku terdapat 500 orang saleh dan 40 wali abdal dalam setiap waktu. Apabila salah seorang di antara mereka meninggal, maka secara langsung yang lain akan menggantikannya." Rasulullah saw. ditanya oleh para sahabat tentang amalan mereka yang istimewa itu. Rasulullah saw. menjawab, "Mereka memaafkan orang yang menzhalimi mereka, membalas dengan kebaikan kepada orang yang menyakiti mereka, dan berbuat baik serta mengutamakan orang lain dengan rezeki yang Allah berikan kepada mereka."
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, "Barangsiapa memberikan roti kepada orang yang lapar atau memberikan pakaian kepada orang yang telanjang, atau memberikan tempat peristirahatan bagi musafir, maka Allah Swt. akan memberikan perlindungan kepadanya dari ketakutan hari kiamat."
Yahya Barmaid rah. a. membelanjakan uangnya setiap bulan sebanyak 1.000 dirham untuk Sufyan Ats Tsauri rah. a. , makanya Sufyan Ats Tsauri rah. a. sering mendoakannya dalam sujudnya, "Ya Allah, sesungguhnya Yahya telah mencukupi kehidupan duniaku. Maka dengan kemurahan-Mu, cukupkanlah kehidupan akhiratnya." Setelah Yahya meninggal, orang-orang memimpikannya dan dalam mimpi itu mereka bertanya kepadanya, "Apa yang telah terjadi padamu di akhirat?" Beliau menjawab, "Aku telah diampuni oleh Allah dengan keberkahan do'a Sufyan."
Rasulullah saw. memberitahukan keutamaan memberi makan untuk berbuka kepada orang yang sedang berpuasa. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, bahwa para malaikat memohon rahmat pada malam-malam Ramadhan untuk orang yang memberi buka kepada orang yang berbuka puasa dari sumber yang halal, dan pada malam Lailatul Qadr Jibril a.s. berjabatan tangan dengannya.
Tanda-tanda orang-orang yang disalami oleh Jibril a.s. ialah hatinya lembut dan berlinang air matanya. Hamad bin Salamah, seorang muhaddits yang terkenal memberi makan kepada 50 orang setiap hari pada bulan Ramadhan untuk mereka berbuka. (Ruhul Bayan).
Setelah menerangkan keutamaan memberi makan untuk berbuka pu-
asa, Rasulullah saw. bersabda, "Bagian awal bulan ini adalah rahmat, yaitu
karunia Allah diturunkan dan rahmat ini diperuntukkan bagi seluruh orang
Islam. Setelah itu, orang-orang yang mensyukuri nikmat ini, maka rahmat itu
akan ditambahkan baginya.
"Umatku telah dikaruniai lima hal yang istimewa yang belum pernah diberikan kepada umat umat sebelum mereka:
1. Bau mulut orang yang berpuasa lebik harum di sisi Allah daripada harum kesturi
2. Ikan-ikan di lautan memohonkan ampunan bagi mereka hingga mereka berbuka puasa
3. Allah menghiasi surga-Nya setiap hari kemudian berfirman, "Sebentar lagi hamba-hamba-Ku yang saleh akan diangkat segala kesusahan dari mereka dan mereka akan datang kepadamu".
4. Syetan-syetan yang jahat akan dibelenggu supaya tidak dapat bebas menggoda mereka sebagaimana yang biasa mereka lakukan di luar bulan Ramadhan
5. Pada malam terakhir bulan Ramadhan mereka yang berpuasa akan diampuni. Rasulullah saw. ditanya, "Wahai Rasulullah, apakah malam itu malam Lailatul Qadar?" Rasulullah saw. menjawab, "Bukan, tetapi selayaknya seorang pekerja itu diberikan upahnya apabila telah menyelesaikan pekerjaannya." (Hr. Ahmad)
Sifat mengutamakan orang lain, yang apabila kita lihat, kita akan merasa heran dan tidak akan bisa mengungkapkannya dengan kata- kata, contohnya kisah berikut ini.
Abu Jahm r. a. menceritakan, "Ketika berlangsung perang Yarmuk, beliau pergi mencari sepupunya sambil membawa air dalam kantong kulit untuk minum dan membasuh lukanya sekiranya dia masih hidup. Secara kebetulan dia menemukan sepupunya sedang tergeletak. Ketika beliau menanyakan apakah ia memerlukan air, ia menjawabnya dengan isyarat, "Ya". Tetapi tak lama kemudian terdengar suara orang mengerang tidak jauh dari tempat mereka berada. Sepupu Abu Jahm pun menunjuk ke arah suara itu dengan maksud agar Abu Jahm memberikan air itu terlebih dahulu kepada orang tersebut.
Abu Jahm pun pergi menghampiri orang itu dan ia memang memerlukan air untuk menghilangkan dahaganya yang amat sangat. Baru saja Abu Jahm hendak memberi minum, tiba-tiba terdengar suara orang lain yang mengerang. Maka orang yang akan diberi minum itu pun menunjuk ke arah suara erangan tadi dan meminta Abu Jahm agar memberikan terlebih dahulu air minum itu kepada orang tersebut. Maka Abu Jahm pun menghampiri orang ketiga itu, tetapi belum sempat Abu Jahm memberi minum, orang itu keburu meninggal dunia. Kemudian Abu Jahm bergegas pergi menuju orang kedua, tetapi orang kedua ini pun didapati telah meninggal dunia. Kemudian beliau pergi kepada sepupunya, namun ia juga telah syahid.
Beginilah sifat mengutamakan orang lain yang dimiliki para sahabat terdahulu. Mereka rela mengorbankan jiwanya yang sedang dalam kehausan, dan tidak mau meminum air sebelum saudaranya yang lain meminumnya. Semoga Allah ridha kepada mereka dan memberikan karunia kepada kita agar dapat meneladani jejak langkah mereka.
Dalam kitab Ruhul Bayan diceritakan bahwa Imam Suyuthi dalam kitab Jami'us Shaghir dan Assakhawi dalam kitab Maqasid meriwayatkan dari Ibnu Umar y a. bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Bahwasanya di kalangan umatku terdapat 500 orang saleh dan 40 wali abdal dalam setiap waktu. Apabila salah seorang di antara mereka meninggal, maka secara langsung yang lain akan menggantikannya." Rasulullah saw. ditanya oleh para sahabat tentang amalan mereka yang istimewa itu. Rasulullah saw. menjawab, "Mereka memaafkan orang yang menzhalimi mereka, membalas dengan kebaikan kepada orang yang menyakiti mereka, dan berbuat baik serta mengutamakan orang lain dengan rezeki yang Allah berikan kepada mereka."
Dalam sebuah hadits diriwayatkan, "Barangsiapa memberikan roti kepada orang yang lapar atau memberikan pakaian kepada orang yang telanjang, atau memberikan tempat peristirahatan bagi musafir, maka Allah Swt. akan memberikan perlindungan kepadanya dari ketakutan hari kiamat."
Yahya Barmaid rah. a. membelanjakan uangnya setiap bulan sebanyak 1.000 dirham untuk Sufyan Ats Tsauri rah. a. , makanya Sufyan Ats Tsauri rah. a. sering mendoakannya dalam sujudnya, "Ya Allah, sesungguhnya Yahya telah mencukupi kehidupan duniaku. Maka dengan kemurahan-Mu, cukupkanlah kehidupan akhiratnya." Setelah Yahya meninggal, orang-orang memimpikannya dan dalam mimpi itu mereka bertanya kepadanya, "Apa yang telah terjadi padamu di akhirat?" Beliau menjawab, "Aku telah diampuni oleh Allah dengan keberkahan do'a Sufyan."
Rasulullah saw. memberitahukan keutamaan memberi makan untuk berbuka kepada orang yang sedang berpuasa. Dalam sebuah hadits diriwayatkan, bahwa para malaikat memohon rahmat pada malam-malam Ramadhan untuk orang yang memberi buka kepada orang yang berbuka puasa dari sumber yang halal, dan pada malam Lailatul Qadr Jibril a.s. berjabatan tangan dengannya.
Tanda-tanda orang-orang yang disalami oleh Jibril a.s. ialah hatinya lembut dan berlinang air matanya. Hamad bin Salamah, seorang muhaddits yang terkenal memberi makan kepada 50 orang setiap hari pada bulan Ramadhan untuk mereka berbuka. (Ruhul Bayan).
Setelah menerangkan keutamaan memberi makan untuk berbuka pu-
asa, Rasulullah saw. bersabda, "Bagian awal bulan ini adalah rahmat, yaitu
karunia Allah diturunkan dan rahmat ini diperuntukkan bagi seluruh orang
Islam. Setelah itu, orang-orang yang mensyukuri nikmat ini, maka rahmat itu
akan ditambahkan baginya.