Dari Ubadah bin Shamit r.a., sesungguhnya pada suatu hari,, ketika Ramadhan hampir tiba, Rasulullah saw., bersabda, "Telah datang kepadamu bulan Ramadhan, di mana Allah melimpahkan keberkahan, menurunkan rahmat dan mengampuni dosa-dosamu, menerima doá-doámu, melihat atas perlombaan kamu (dalam kebaikan) dan membanggakanmu di hadapan Para malaikat. Maka tunjukkanlah kepada Allah Swt kebaikanmu. Sesungguhnya orang yang celaka adalah dia yang terhalang dan rahmat Allah pada bulan ini." (Hr. Thabrani)
Penjelasan:
'Tanafus' adalah semangat dalam mengerjakan sesuatu karena melihat yang lain dan berlomba-lomba dalam usaha untuk mengerjakan sesuatu yang lebih baik daripada yang lain.
Dan Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda, "Tiga jenis orang yang doá mereka tidak ditolak; doá orang yang berpuasa hingga ia berbuka, do'anya seorang imam (pemimpin) yang adil, dan doa orang yang dizhalimi, karena Allah mengangkat doanya itu melintasi awan dan dibukakan baginya pintu-pintu langit dan Allah berfirman, `Aku bersumpah demi kemuliaan-Ku, sesungguhnya Aku pasti menolongmu walaupun pada suatu hari nanti." (Hr. Ahmad)
Dalam kitab Durrul Mantsur ada sebuah riwayat dari Aisyah r. a. bahwa apabila bulan Ramadhan tiba, berubahlah wajah Rasulullah saw.. Beliau akan menambah shalatnya, lebih tawadhu' (merendahkan diri) dalam doá-doánya, dan lebih nampak rasa takutnya kepada Allah Swt.. Menurut riwayat lain, Aisyah r.a. memberitahukan bahwa Rasulullah saw. tidak mendatangi tempat tidurnya hingga berakhir Ramadhan. Dalam satu riwayat diberitahukan bahwa di bulan Ramadhan Allah Suit. memerintahkan Para malaikat pemikul Arasy, "Tinggalkanlah ibadah kalian masing-masing dan aminkanlah doá orang yang berpuasa."
Dari riwayat-riwayat tersebut diketahui keistimewaan-keistimewaan doá pada bulan Ramadhan yang dikabulkan. Siapa pun tidak dapat mengingkari hal ini. Apabila Allah Swt. yang berjanji dan Rasululullah saw. sendiri yang memberitahukan hal itu, maka hendaknya jangan ada keraguan sedikitpun untuk membenarkannya. Namun terkadang sebagian orang berdoa untuk maksud tertentu, tetapi tidak terwujud. Maka janganlah dipahami bahwa do'anya tidak diterima.
Bahkan hendaklah dimengerti tentang makna penerimaan doa tersebut. Rasulullah saw. bersabda, "Apabila seorang muslim berdoa dengan syarat tidak memutuskan silaturrahmi atau berdoa untuk suatu dosa, maka dia pasti akan mendapatkan salah satu dari tiga hal yang Allah janjikan: Apakah dia akan memperoleh langsung apa yang dimintanya, atau dia akan dijauhkan dari suatu keburukan atau musibah sebagai pengganti dari apa yang dimintanya, atau dia akan memperoleh pahala dari doanya di akhirat kelak sebagai simpanan baginya.
Dalam hadits lain dikatakan bahwa pada hari Kiamat Allah akan memanggil hamba-Nya serta bertanya kepadanya, "Wahai hamba-Ku, bukankah Aku pernah menyuruhmu berdoa kepada-Ku dan Aku berjanji untuk mengabulkannya, apakah engkau pernah berdoa kepada-Ku?" Hamba Allah itu menjawab, "Ya, aku pernah berdoa." Kemudian Allah berfirman, "Tidak ada satu pun doa-doa yang kamu mohonkan yang tidak diterima. Kamu berdo'a agar suatu bencana dijauhkan, maka telah Aku penuhi di dunia. Kamu berdoa agar duka citamu dihilangkan tetapi kamu tidak merasakan pengaruh do'amu itu sedikit pun, maka sebagai gantinya sekarang Aku tetapkan bagimu ganjaran dan pahalanya."
Rasulullah saw. bersabda bahwa orang tersebut pertama-tama akan diingatkan tentang do'a-do'anya dan akan ditunjukkan kepadanya bagaimana caranya do'a-do'a itu disempurnakan, apakah di dunia atau akan diberikan di akhirat. Ketika orang itu melihat ganjaran yang demikian banyak, maka ia pun berharap agar tidak ada satu pun do'anya yang dikabulkan di dunia sehingga dapat diterima sepenuhnya di akhirat.
Maksudnya, bahwa sesungguhnya do'a adalah sesuatu yang sangat penting dan melalaikannya adalah merupakan kerugian yang sangat besar. Dari sini jelaslah, walaupun kita tidak mengetahui sedikit pun tanda-tanda terkabulnya do'a di dunia, hendaknya kita tidak merasa putus asa dan berkecil hati.
Dari sebuah hadits yang panjang dapat diketahui, bahwa dalam mengabulkan do'a ini, Allah Swt. senantiasa melihat kemaslahatan hamba-hamba-Nya. Apabila dalam memberikan sesuatu itu ada kemaslahatan baginya, maka Allah akan memberinya, jika tidak ada, maka Allah tidak akan memberinya. Ini juga merupakan karunia Allah yang besar, karena terkadang kita meminta sesuatu yang tidak cocok dengan diri kita karena ketidakfahaman kita.
Selain itu, ada hal yang sangat penting untuk diperhatikan, banyak kaum lelaki atau wanita yang secara khusus terkena penyakit (kebiasaan buruk), yaitu dalam keadaan marah atau kecewa terkadang dia mendo'akan kejelekan (mengutuk) kepada anaknya atau orang lain. Ingatlah, sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. bahwa ada satu saat khusus yang mana do'a apa pun akan dikabulkan pada saat itu. Terkadang karena kebodohannya, dalam keadaan marah seseorang telah mencelakakan anaknya sendiri dengan kutukan atau do'a jeleknya. Apabila anaknya mati atau tertimpa suatu musibah, barulah ia menangis meratapi anaknya dan tidak terfikir olehnya bahwa musibah ini datang karena do'a jeleknya.
Rasulullah saw. bersabda, "Janganlah kamu berdoa jelek terhadap diri sendiri, anak-anak, harta benda, dan para pembantu kamu karena di sisi Allah Swt. ada suatu saat tertentu yang pada saat itu setiap do'a dikabulkan. Diantaranya adalah sepanjang bulan Ramadhan yang di dalamnya penuh dengan saat-saat mustajab. Maka penting sekali berusaha untuk menghindar dari berdo'a jelek pada bulan Ramadhan ini.
Umar r. a. meriwayatkan dari Rasulullah saw. bahwa barangsiapa mengingat Allah pada bulan Ramadhan, maka dosanya akan diampuni dan barangsiapa meminta kepada Allah, maka permintaannya tidak akan ditolak.
Dalam kitab at Targhib, Ibnu Mas'ud r.a. meriwayatkan bahwa setiap malam bulan Ramadhan seorang penyeru dari langit akan berseru, "Wahai pencari kebaikan, mendekatlah dan tingkatkanlah amal kebaikanmu. Wahai pencari maksiat, berhentilah dan bukalah matamu (insaflah )"
Kemudian malaikat itu menyeru, "Adakah pencari keampunan, agar dia diampuni? Adakah yang bertaubat, agar taubatnya diterima? Adakah yang berdoa, agar doanya dikabulkan? Adakah yang meminta, agar permintaannya dipenuhi?"
Pada akhir uraian ini, ada suatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan yaitu terdapat beberapa syarat untuk terkabulnya doa, yang apabila salah satunya hilang, kemungkinan do'a ditolak. Diantaranya adalah makanan yang haram dapat menyebabkan do'a ditolak. Rasulullah saw. bersabda, "Banyak sekali orang yang dalam keadaan susah berdo'a sambil menengadahkan kedua tangannya ke langit, dan berkata, "Ya Robbi, ya Robbi." Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dalam keadaan seperti itu bagaimana mungkin doanya akan diterima?
Para ahli sejarah menulis, di Kuffah ada sekelompok orang yang doa- nya mustajab. Apabila ada pemimpin yang zhalim menguasai mereka, maka mereka akan berdoa jelek untuknya sehingga dia binasa. Ketika Hajjaj yang zhalim berkuasa, ia mengadakan suatu jamuan makan yang secara khusus mengundang orang-orang tersebut. Setelah jamuan makan selesai, ia berkata, "Aku telah terlindung dari do'a jelek mereka karena makanan haram telah masuk ke dalam perut mereka."
Di zaman sekarang, hendaknya kita selalu memperhatikan kehalalan rezeki yang kita peroleh, karena pada zaman ini riba berlaku di mana-mana, dan para pekerja serta pedagang menganggap bahwa suap dan penipuan adalah hal yang wajar.