Dari Aisyah r.ha, ia berkata, "Selama hidupnya, Rasulullah saw tidak pernah makan kenyang dengan roti gandum dalam dua hari berturut-turut hingga beliau wafat." (H.R. Tirmidzi – Syama’il). Inilah kehidupan Rasulullah saw yang tidak hanya diceritakan dalam beberapa hadits, tetapi beratus-ratus hadits juga menyatakan bahwa seperti itulah cara Rasulullah saw menjalani kehidupan.
Pada zaman ini banyak terdengar berita tentang kemiskinan dan kelaparan yang menimpa kaum muslimin. Namun, berapa orang di antara mereka yang selama dua hari berturut-turut pernah mengalami tidak makan roti dalam seumur hidupnya?
Dalam kitab Syama'il Tirmidzi juga telah dikutip sebuah hadis mengenai kehidupan keluarga Rasulullah saw Hingga beliau wafat, ternyata mereka tidak pernah makan kenyang selama dua hari berturut-turut, walaupun hanya tepung roti gandum.
Ibnu Abbas r.huma berkata, "Rasulullah dan keluarganya telah menghabiskan malam-malam mereka dalam keadaan tidak makan beberapa malam berturut-turut. Di rumah beliau, semua ahli keluarga mengalami kelaparan sepanjang malam, dan beliau sendiri telah menyambung hidupnya dengan roti gandum saja.
Sahal r.a pernah ditanya seseorang, "Apakah Rasulullah saw biasa makan tepung yang halus?" Ia menjawab, "Mungkin selama hayat beliau yang berkah itu, beliau tidak pernah melihat tepung halus sampai beliau wafat."
Orang itu bertanya lagi, "Apakah pada zaman Rasulullah saw kalian tidak menggunakan penyaring tepung?"
Sahal r.a menjawab, "Saringan tepung belum ada pada zaman Rasulullah saw"
Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana kalian makan tepung dari roti yang belum disaring?"
Jawab Sahal, "Tepung itu kami goyangkan satu kali di tempatnya lalu kami tiup, hingga yang kasar beterbangan, dan yang tersisa itulah yang dimasak dan dibuat roti."
Pada zaman sekarang, roti gandum yang tidak disaring saja terasa berat untuk dimakan, padahal orang-orang yang mulia itu makanannya adalah roti dari tepung kasar yang belum disaring, itu pun tidak sampai kenyang.
Aisyah r.ha berkata, "Apabila aku makan sampai kenyang, aku tidak dapat menahan tangis, sehingga aku terpaksa menangis."
Seseorang bertanya, "Mengapa menangis?"
Ia menjawab, "Aku teringat ketika bersama Rasulullah saw, kami tidak pernah makan kenyang sampai dua kali dalam sehari, baik dengan daging atau roti, sampai beliau wafat.".(Syama'il).
Sa'id Maqburi rah.a berkata bahwa suatu ketika, Abu Hurairah r.a melewati satu rombongan yang sedang makan, dan ayam goreng terhidang di depan mereka. Mereka pun mengajak Abu Hurairah untuk makan bersama, tetapi ia menolak ajakan itu seraya berkata, "Rasulullah wafat dalam keadaan tidak sempat makan roti sampai kenyang, lalu bagaimana aku mau makan daging ayam?" (Kitab Misykat).
Perkataan Abu Hurairah r.a. ini berdasarkan keadaan umum Rasulullah saw, karena beliau pernah makan daging ayam. Sebuah hadits menyebutkan bahwa beliau terbiasa menahan lapar, tetapi bukan karena terpaksa. Walaupun ada makanan, beliau terbiasa mengurangi makanan dan menahan lapar, karena dengan menahan lapar akan menghasilkan nur yang banyak.
Sebuah hadits menyatakan bahwa barangsiapa mengurangi makan dan minum di dunia, maka Allah swt akan membanggakannya di hadapan para malaikat dengan firmannya, "Lihatlah, aku memberikan kekurangan makanan dan minuman, tetapi ia bersabar. Bersaksilah kamu bahwa Aku akan meninggikan derajatnya di surga sesuai dengan setiap suapan yang ia kurangi di dunia."
(kitab ihya’)
Meskipun demikian, hendaknya kita ingat bahwa tidaklah sepantasnya jika kita Mengurangi makan secara berlebihan, sehingga membahayakan kesehatan dan menyebabkan terganggunya ibadah dan dakwah. Inilah sebabnya mengapa kita disunnahkan makan sahur, yaitu agar kita tidak menjadi lemah ketika puasa. Begitu juga, kita disunnahkan tidur pada tengah hari (qailulah) agar dapat membantu ibadah pada tengah malam.
Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada wadah yang lebih buruk daripada perut dari segi isinya. Jika terpaksa makan, hendaknya membagi perut menjadi tiga bagian. Satu bagian diisi dengan makanan, sebagian diisi dengan minuman atau air, dan yang ketiga ditinggalkan kosong untuk pernapasan."
Suatu ketika, Fathimah r.ha membawa sepotong roti kepada Rasulullah saw. Lalu ayahnya bertanya, "Apakah itu?"
Fathimah r.ha menjawab, "Ya Rasulullah, hari ini saya telah memasak roti dan saya tidak suka memakannya tanpa engkau".
Rasulullah saw menjawab, "Dalam tiga hari, inilah makanan pertama yang masuk ke mulut ayahmu."
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menahan lapar di dunia, ia akan kenyang di akhirat. Dan Allah swt sangat tidak menyukai banyak makan sehingga tidak dapat dicerna. Barangsiapa tidak makan sesuatu, padahal ia sangat ingin memakannya, maka akan disediakan baginya satu derajat di surga."
Pada zaman ini banyak terdengar berita tentang kemiskinan dan kelaparan yang menimpa kaum muslimin. Namun, berapa orang di antara mereka yang selama dua hari berturut-turut pernah mengalami tidak makan roti dalam seumur hidupnya?
Dalam kitab Syama'il Tirmidzi juga telah dikutip sebuah hadis mengenai kehidupan keluarga Rasulullah saw Hingga beliau wafat, ternyata mereka tidak pernah makan kenyang selama dua hari berturut-turut, walaupun hanya tepung roti gandum.
Ibnu Abbas r.huma berkata, "Rasulullah dan keluarganya telah menghabiskan malam-malam mereka dalam keadaan tidak makan beberapa malam berturut-turut. Di rumah beliau, semua ahli keluarga mengalami kelaparan sepanjang malam, dan beliau sendiri telah menyambung hidupnya dengan roti gandum saja.
Sahal r.a pernah ditanya seseorang, "Apakah Rasulullah saw biasa makan tepung yang halus?" Ia menjawab, "Mungkin selama hayat beliau yang berkah itu, beliau tidak pernah melihat tepung halus sampai beliau wafat."
Orang itu bertanya lagi, "Apakah pada zaman Rasulullah saw kalian tidak menggunakan penyaring tepung?"
Sahal r.a menjawab, "Saringan tepung belum ada pada zaman Rasulullah saw"
Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana kalian makan tepung dari roti yang belum disaring?"
Jawab Sahal, "Tepung itu kami goyangkan satu kali di tempatnya lalu kami tiup, hingga yang kasar beterbangan, dan yang tersisa itulah yang dimasak dan dibuat roti."
Pada zaman sekarang, roti gandum yang tidak disaring saja terasa berat untuk dimakan, padahal orang-orang yang mulia itu makanannya adalah roti dari tepung kasar yang belum disaring, itu pun tidak sampai kenyang.
Aisyah r.ha berkata, "Apabila aku makan sampai kenyang, aku tidak dapat menahan tangis, sehingga aku terpaksa menangis."
Seseorang bertanya, "Mengapa menangis?"
Ia menjawab, "Aku teringat ketika bersama Rasulullah saw, kami tidak pernah makan kenyang sampai dua kali dalam sehari, baik dengan daging atau roti, sampai beliau wafat.".(Syama'il).
Sa'id Maqburi rah.a berkata bahwa suatu ketika, Abu Hurairah r.a melewati satu rombongan yang sedang makan, dan ayam goreng terhidang di depan mereka. Mereka pun mengajak Abu Hurairah untuk makan bersama, tetapi ia menolak ajakan itu seraya berkata, "Rasulullah wafat dalam keadaan tidak sempat makan roti sampai kenyang, lalu bagaimana aku mau makan daging ayam?" (Kitab Misykat).
Perkataan Abu Hurairah r.a. ini berdasarkan keadaan umum Rasulullah saw, karena beliau pernah makan daging ayam. Sebuah hadits menyebutkan bahwa beliau terbiasa menahan lapar, tetapi bukan karena terpaksa. Walaupun ada makanan, beliau terbiasa mengurangi makanan dan menahan lapar, karena dengan menahan lapar akan menghasilkan nur yang banyak.
Sebuah hadits menyatakan bahwa barangsiapa mengurangi makan dan minum di dunia, maka Allah swt akan membanggakannya di hadapan para malaikat dengan firmannya, "Lihatlah, aku memberikan kekurangan makanan dan minuman, tetapi ia bersabar. Bersaksilah kamu bahwa Aku akan meninggikan derajatnya di surga sesuai dengan setiap suapan yang ia kurangi di dunia."
(kitab ihya’)
Meskipun demikian, hendaknya kita ingat bahwa tidaklah sepantasnya jika kita Mengurangi makan secara berlebihan, sehingga membahayakan kesehatan dan menyebabkan terganggunya ibadah dan dakwah. Inilah sebabnya mengapa kita disunnahkan makan sahur, yaitu agar kita tidak menjadi lemah ketika puasa. Begitu juga, kita disunnahkan tidur pada tengah hari (qailulah) agar dapat membantu ibadah pada tengah malam.
Rasulullah saw bersabda, "Tidak ada wadah yang lebih buruk daripada perut dari segi isinya. Jika terpaksa makan, hendaknya membagi perut menjadi tiga bagian. Satu bagian diisi dengan makanan, sebagian diisi dengan minuman atau air, dan yang ketiga ditinggalkan kosong untuk pernapasan."
Suatu ketika, Fathimah r.ha membawa sepotong roti kepada Rasulullah saw. Lalu ayahnya bertanya, "Apakah itu?"
Fathimah r.ha menjawab, "Ya Rasulullah, hari ini saya telah memasak roti dan saya tidak suka memakannya tanpa engkau".
Rasulullah saw menjawab, "Dalam tiga hari, inilah makanan pertama yang masuk ke mulut ayahmu."
Rasulullah bersabda, "Barangsiapa menahan lapar di dunia, ia akan kenyang di akhirat. Dan Allah swt sangat tidak menyukai banyak makan sehingga tidak dapat dicerna. Barangsiapa tidak makan sesuatu, padahal ia sangat ingin memakannya, maka akan disediakan baginya satu derajat di surga."