Sobat Dunia Islam, Kehidupan dunia ini bersifat fana, tidak kekal. Saat seseorang tertawa, kelak dia akan menangis juga. Adakalanya sakit, di lain hari sehat. Tak selamanya hidup penuh kesenangan, kenikmatan. Ada musibah, cobaan, ujian, penderitaan dsb. Jadi pola fikir seorang muslim yang benar adalah apa yang membuat Ridlo Alloh Ta'ala. Bukan apa yang mengasyikkan, apa yang membuat kita puas.
Pandangan mukmin berbeda dengan orang kafir. Apa yang ada dalam Qur-an semuanya benar. Tentu saja pemahaman tersebut kita pelajari dari seorang ulama yang ahli di bidangnya. Karena tidak mungkin kita memahami Al-quran tanpa belajar dari ulama, karena kita tidak pernah berjumpa langsung dengan nabi saw. Nabi telah mewariskan ilmunya kepada para sahabat r.hum. Kemudian para sahabat mengajarkan kepada para tabi'in dan seterusnya.
Sebagian orang terlalu gegabah, dengan menafsirkan apa yang ada dalam Qur-an maupun hadits. Padahal mereka hanya membaca satu atau dua hadits saja. Misalnya aja adzan bagi bayi yang baru lahir. Memang hal ini tidak tercantum dalam quran, namun di dalam hadits ada. Atau larangan makan daging anjing, memang tidak ada dalam qur-an, namun nabi melarangnya.
Perlu kita fahami, kadang lantaran rawi hadits lemah sebagian orang menolaknya. Ingat sobat, lemahnya rawi kadang cuma gara-gara perawi pernah berbohong sekali, atau pernah ketahuan kencing dengan berdiri, dsb. Jadi, banyaklah bertanya mengenai masalah fikih, masa'il kepada para ulama hadits, muhaditsin. Kita ini orang awam, tidak pernah ngaji di pesantren, hari-hari hanya mahir dalam keduniawian. Jadi bagaimana mungkin kita putuskan masalah yang sama sekali bukan bidang kita?
Beriman kepada Alloh, kepada nabi saw, kepada kitab Alloh, para malaikat, hari akhir, takdir, adalah yakin 100% tanpa keraguan. Iman kepada nabi saw membuat kita yakin dengan semua perkataan beliau, lebih dari keyakinan kita terhadap perkataan seseorang yang tidak beriman. Misalnya begini, kita yakin keberadaan planet saturnus dari berita yang disampaikan oleh orang-orang. Padahal tidak semua orang jujur, di antara mereka ada pembohong. Tapi kenapa kita merasa begitu yakin bahwa planet tersebut benar-benar ada? Seharusnya kita lebih yakin berjuta-juta kali lipat bahwa akhirat memang ada, karena yang menyampaikan berita ini adalah orang yang tidak pernah berkata dusta seumur hidupnya, yaitu baginda nabi saw.
Kembali ke masalah amalan. Nabi perintahkan kita untuk memperdengarkan adzan kepada bayi yang baru lahir, juga kepada mayat sekali pun. Masuk akalkah perkara ini? Bagi orang munafik tentu tidak! Bayi belum bisa berbuat apa-apa kok diajak sholat. Mayat yang sudah tidak bergerak emang bisa ambil air wudlu? Itulah iman. Pandangan orang beriman beda dengan orang yang tidak beriman, atau orang yang punya penyakit di hatinya.
Semua perintah Alloh, maupun Rasulullah saw tentu ada hikmahnya. Laksanakan semampu kita, baik faham atau pun tidak. Karena hakikat perintah dalam agama ini hanya Alloh dan orang yang diberi kefahaman yang tahu.
Begitu pula perintah sholat Jum'at. Biar orang kafir mencibir, "apa dengan jongkok, berdiri, sujud, bisa membuat ketampanan kamu bertambah?". Ya sudahlah, biarkan saja mereka karena mereka tidak mengerti. Do'akan saja mereka dapat hidayah. Seseorang yang tersesat di hutan, tidak tahu jalan keluar yang benar kecuali ada seorang yang memberi tahu.
Sobat, marilah kita perbanyak rasa takut kepada Alloh, bermunajat, isthigfar, sholawat kepada nabi saw, dan banyak mengingat maut. Nasihat seperti apa pun tiada berguna, jika kita tidak ingat kematian, sesuatu yang pasti kita alami. Kematian menyebabkan kita berpisah dari harta, anak cucu, kemewahan, kekuasaan, dan segala yang kita punya saat ini.
Begitu pula perintah sholat Jum'at. Biar orang kafir mencibir, "apa dengan jongkok, berdiri, sujud, bisa membuat ketampanan kamu bertambah?". Ya sudahlah, biarkan saja mereka karena mereka tidak mengerti. Do'akan saja mereka dapat hidayah. Seseorang yang tersesat di hutan, tidak tahu jalan keluar yang benar kecuali ada seorang yang memberi tahu.
Sobat, marilah kita perbanyak rasa takut kepada Alloh, bermunajat, isthigfar, sholawat kepada nabi saw, dan banyak mengingat maut. Nasihat seperti apa pun tiada berguna, jika kita tidak ingat kematian, sesuatu yang pasti kita alami. Kematian menyebabkan kita berpisah dari harta, anak cucu, kemewahan, kekuasaan, dan segala yang kita punya saat ini.