Dunia Islam Berisi Artikel Islami, Al quran, Kitab Hadits, Arti Mimpi menurut islam, dakwah dan Kisah Islami, Download Murottal Al quran 30 Juz.

10 Faedah Menahan Lapar

by TEGUH T.A , at 8:47 PM , has 0 comments
Imam Ghazali rah.a berkata bahwa menahan lapar mengandung sepuluh faedah

1) Mudah memperoleh kebersihan hati, menjadi cerdas, dan terbuka mata hatinya. Sebab, apabila seseorang itu makan kenyang, Ia akan malas dan cahaya hatinya akan hilang. Otaknya dikuasai sejenis demam yang mempengaruhi hatinya. Pikirannya menjadi lemah. Bahkan jika seorang kanak-kanak biasa makan kenyang, daya ingatnya akan menjadi lemah dan otaknya akan tumpul.

Abu Sulaiman Darani rah.a berkata, "Biasakanlah menahan lapar, karena dengan menahan lapar, nafsumu akan terkendali, hatimu menjadi lembut, dan ilmu langit akan didapat.".

Syibli rah.a berkata, "Satu hari yang di dalamnya aku menahan lapar semata-mata karena Allah swt, maka pada hari itu aku memperoleh satu pintu i'tibar, dan hikmah terbuka dalam diriku.".

10 Faedah Menahan Lapar

Inilah sebabnya mengapa Luqman Hakim menasihati anaknya, "Wahai anakku, apabila perut seseorang itu penuh, maka fikirannya akan tidur, hikmahnya menjadi bisu, dan anggota-anggota badannya akan malas untuk beribadah.

Abu Yazid Al-Bustami rah.a berkata, "Lapar adalah seperti awan. Apabila seseorang itu lapar, maka awan itu akan menurunkan hujan hikmah ke dalam hatinya."

2) Hati menjadi lembut dan mudah terpengaruh oleh dzikir dan amal shalih lainnya. Terkadang, seseorang itu berdzikir dengan tawajjuh, tetapi hatinya tidak dapat merasakan kemanisan. Dzikir tersebut tidak terkesan olehnya. Pada waktu hati dalam keadaan lembut, ia dapat merasakan kelezatan berzikir, berdoa, dan bermunajat. Abu Sulaiman Darani rah.a berkata, "Aku merasakan ibadahku yang paling lezat ketika perutku menyentuh pinggangku karena kelaparan yang amat sangat.

Junaid Baghdadi rah.a berkata, "Seseorang yang meletakkan wadah makanan antara dadanya dan Allah swt, bagaimana mungkin ia akan memperoleh kelezatan bermunajat kapada Allah?" (Perut yang kenyang diumpamakan sebuah wadah makanan).

3) Memiliki sifat tawadhu' dan rendah hati. Kesombongan yang merupakan puncak kedurhakaan dan kelalaian akan lenyap, karena nafsu tidak dapat dikendalikan kecuali dengan menahan lapar. Manusia tidak dapat melihat kemuliaan dan kehebatan Rabbnya selama ia tidak melihat 'aib dan nafsunya sendiri. Seseorang hendaklah sering menahan lapar agar dapat bertawajjuh kepada Rabbnya dengan penuh kesungguhan.

lnilah sebabnya ketika Allah swt menawarkan kepada Rasulullah untuk menjadikan bukit di Makkah menjadi emas, maka Rasulullah saw berkata, "Tidak, aku ingin makan sehari dan lapar pada hari berikutnya, agar pada hari aku mengalami lapar, maka aku dapat bersabar dan meminta kepadaMu dengan merendahkan diriku di hadapan-Mu. Dan ketika aku makan, maka aku dapat bersyukur kepada-Mu.".

4) Mendatangkan sifat tidak melupakan orang lain yang terkena musibah, kesusahan, atau kelaparan. Orang yang makan kenyang, sedikit pun tidak dapat merasakan atau membayangkan apa yang dialami oleh orang-orang miskin yang kelaparan.

Nabi Yusuf a.s pernah ditanya, "Khazanah bumi ada di dalam genggaman engkau, tetapi mengapa engkau masih menahan lapar?". Beliau menjawab, "Aku takut jika perutku kenyang, lalu aku melupakan orang-orang yang lapar.".

Seseorang yang lapar dan haus akan merasakan:

* Semakin tertanam dalam fikirannya tentang lapar dan haus pada hari Kiamat.

* Mudah mendatangkan rasa takut kepada adzab Allah swt.

* Mudah mengingat hari yang pada hari itu para penghuni neraka akan merasakan kelaparan yang sangat dahsyat, lalu mereka diberi makanan (buah yang penuh duri dan pahit yang akan tersangkut dl kerongkongan mereka, dan mereka akan diberi minum darah dan nanah dari luka-luka para penghuni neraka.

5) Selamat dari perbuatan dosa, sebab perut yang kenyang merupakan induknya syahwat, sedangkan lapar dapat menghancurkan segala jenis syahwat. Orang yang dikuasai nafsunya adalah orang yang malang. Kuda yang liar dan sulit diatur hanya bisa dikendalikan jika ia dibuat lapar. Jika ia banyak makan dan minum, ia akan menjadi liar, demikian juga halnya dengan nafsu.

Seorang ahli wara' ditanya, "Dalam usia yang sangat tua ini, mengapa engkau tidak mengurusi tubuhmu (dengan memakan makanan yang menyehatkan dan menguatkan badan)?". Ia menjawab bahwa nafsu bergerak cepat ke arah syahwat. Aku khawatir ia akan menjeratku dalam dosa. Karena itulah aku lebih suka memberikan kesusahan padanya daripada ia menjeratku dengan perbuatan dosa.".

Aisyah r.ha berkata, "Permulaan bid'ah kaum muslimin setelah Rasulullah wafat adalah makan kenyang. Apabila perut manusia penuh (kenyang), maka nafsu mereka tertuju kepada dunia.".

Faedah yang dibahas di sini bukan hanya satu faedah, tetapi mengandung banyak faedah. Faedah yang terendah adalah dapat mengendalikan syahwat kemaluan dan berkata sia-sia. Inilah perkara yang dapat menyebabkan manusia selamat dari mengumpat, berdusta, mencela dan mengadu domba. Apabila makan kenyang, maka hati manusia ingin banyak bicara, yang biasanya menyinggung orang lain.

6) Jika makan kurang, maka tidur juga kurang. Mudah untuk bangun malam (sholat tahajjud).

Tujuh puluh orang ahii hikmah sepakat bahwa apabila banyak minum air, maka tidur pun akan lebih lama. Dan jika tidur lama, maka banyak umurnya yang dihabiskan dengan sia-sia. Kehilangan shalat Tahajjud adalah kerugian yang disebabkan oleh tidur yang lama. Tidur yang lama dapat menyehabkan badan menjadi lemah dan malas, dan hati menjadi keras. Jika istri tidak ada di sampingnya, orang yang tidur lama akan mengalami ihtilam (mimpi bersetubuh). Dan karena peralatan dan keperluan mandi tidak dipersiapkan, shalat Tahajjud pun terlepas.

7) Mampu beribadah dengan mudah. Dalam keadaan kenyang akan datang perasaan malas, sehingga dapat menjadi penghalang untuk melakukan ibadah. Untuk mempersiapkan makan saja diperlukan waktu yang lama. Jika makanan itu harus dimasak, waktu untuk mempersiapkannya tentu lebih lama. Setelah makan, orang perlu membasuh tangan, mencungkil gigi dan bangun berulang kali untuk minum. Untuk hal-hal tersebut tentu mengbabiskan banvak waktu. Jika waktu-waktu tersebut digunakan untuk mengingat Allah dan mengerjakan ibadah-ibadah lainnya, maka betapa besar manfa'at yang akan diperoleh.

Sirri Saqati rah.a berkata, "Ketika aku melihat Ali Jurjani sedang memakan tepung goreng saja, aku bertanya mengapa ia hanya memakan tepung goreng. Ia menjawab, "Setelah aku menghitung waktu untuk mengunyah dan menelan setiap makanan itu, ternyata bisa untuk membaca subhanallah 70 kali. Oleh karena itu sejak 40 tahun aku tidak memakan roti lagi, karena untuk mengunyah dan menelannya memerlukan waktu yang lama.

Pada hakikatnva, setiap pernafasan manusia sangat berharga dan perlu dijaga untuk simpanan di akhirat. Caranya hanyalah dengan menggunakan waktu dalam hidup ini untuk berdzikir dan beribadah lainnya. Disamping itu, apabila banyak makan, maka wudhu' akan mudah batal dan sering buang air. Akibatnya, orang tidak akan duduk lama di dalam masjid, dan akan keluar masjid untuk buang air atau berwudhu'.

Barangsiapa terbiasa menahan lapar, mereka akan mudah berpuasa, beri'tikaf, senantiasa menjaga wudhu', menghemat waktu makan, sehingga dapat melakukan ibadah lainnya. Demikianlah, pendek kata sangat banyak faedahnya, dan hal ini akan didapatkan dengan cara makan. Barangsiapa lalai dan tidak menghargai agama, mereka tidak akan menghargai masalah ini. Mereka berpuas hati dengan kehidupan dunia yang fana ini dan tidak mengetahui apakah kehidupan akhirat itu. Mereka hanya mengetahui keadaan dunia.

8) Mengurangi makan dapat menyebabkan kesehatan badan. Kebanyakan penyakit berasal dari banyak makan. Apabila banyak makan, maka lemak akan berkumpul di dalam usus dan urat, akibatnya timbul bermacam-macam penyakit, sehingga terhalang untuk beribadah, dan hati senantiasa gelisah sehingga menghalangi dzikir dan fikir. Di samping itu perlu makan obat, berpantang, harus mengunjungi dokter, memeriksa tekanan darah memeriksa tinja. Pendek kata, mereka akan terperangkap dalam banyak peraturan akibat banyak makan, dan tentu saja harus mengeluarkan banyak uang. Belum lagi kesusahan dan penderitaan yang harus dirasakannya Hanya orang yang dapat menahan lapar yang selamat dari musibah ini.

Dikisahkan bahwa suatu ketika, Khalifah Harun Ar-Rasyid rah.a mengumpulkan empat orang tabib. Yang pertama dari Hindustan, yang kedua dari Rum, yang ketiga dari Iraq, dan yang keempat dari Sawad. Ia berkata kepada keempat tabib tersebut, "Beritahukanlah kepadaku obat yang sama sekali tidak membahayakan.".

Tabib Hindustan menjawab, "Menurut saya, obat yang tidak membahayakan adalah Ihlailaj Aswad.". Tabib Rum menjawab, "Saya rasa, obat itu adalah Habbur-Rasyadul-Abyadh." Tabib Iraq menjawab, "Menurut pendapat saya, yang tidak membahayakan adalah air panas.". Tabib dari Sawad menjawab, "Semua itu salah, Ihlailaj-Aswad akan mengacau perut, dan ia sendiri merupakan puncak dari segala penyakit (dan penulis, zat itu akan membahayakan jantung), Habbur-rasyadul aswad akan melicinkan lambung, dan air panas akan mengendurkan perut.". Ketiga tabib itu berkata, "Sekarang beritahukanlah apa yang tidal membahayakan sedikit pun.". Tabib dari Sawad menjawab, "Janganlan makan jika tidak sangat lapar atau sangat ingin makan, dan berhentilah sebelum kenyang".

Rasulullah saw bersabda bahwa sepertiga bagian perut hendaknya diisi dengan makanan, sepertiga diisi dengan air, dan sepertiga lagi dibiarkan kosong untuk udara. Ketika hadits ini terdengar oleh seorang filsuf, ia terperanjat dan berkata, "Baru sekarang ini aku mendengar perkataan yang sangat tepat dan baik untuk mengurangi makan. Tidak diragukan lagi, inilah kata-kata ahli hikmah.".

9) Mengurangi makan dapat mengurangi pengeluaran uang, sedangkan banyak makan menyebabkan banyak pengeluaran. Sehingga untuk mengatasi perbelanjaan yang membengkak, terpaksa harus mencari pendapatan tambahan, baik dengan cara yang dibenarkan syariat ataupun meminta-minta kepada orang lain.

Seorang ahli hikmah berkata, "Kebanyakan keperluanku telah aku sempurnakan dengan cara meninggalkannya. Dengan cara seperti itu aku merasa tenang dan tawajjuh.". Seorang ahli hikmah lainnya berkata. "Untuk mencukupi keperluan, jika perlu aku harus berutang. Oleh karena itu aku harus berutang kepada nafsuku dengan cara memahamkan kepada nafsuku, "Nanti aku akan aku bayar utangku ini kepadamu.". Yakni, keinginan nafsuku ketika itu aku biarkan sebagai utangku kepadanya, dan aku akan membayarnya pada lain waktu.".

Apabila Ibrahim bin Adham rah.a memerlukan sesuatu, ia akan mulai mengutuknya dan berkata kepada teman-temannya bahwa ia sudah memutuskan hubungan dengan benda itu.

Penyebab terbesar kebinasaan seseorang adalah tamak terhadap dunia. Tamak berasal dari perut dan kemaluan. Kekuatan kemaluan juga disebabkan ketamakan perut. Jika seseorang mengurangi makan, ia akan selamat dari musibah ini. Hanya orang yang dikaruniai taufik oleh Allah swt sajalah yang bernasib baik dapat melakukannya.

10) Mengurangi makan akan menyebabkan banyak bersedekah, mengutamakan orang lain, berkasih sayang, dan menghemat makanan. Dengan mengurangi makan akan memudahkan seseorang untuk bersedekah kepada anak yatim, fakir miskin, dan orang-orang yang ditimpa bencana. Inilah antara lain bekal untuk memperoleh naungan-Nya pada hari Kiamat.

Rasulullah saw bersabda, "Manusia akan berada di bawah naungan sedekahnya pada hari Kiamat. Jika seseorang banyak makan, setelah makanan itu menjadi kotoran, ia akan terkumpul di tempat busuk. Sedangkan apa yang tersimpan di khazanah Allah swt akan berguna selama-lamanya. Sedangkan yang menjadi kotoran akan musnah ".

Sebagaimana sabda Nabi saw yang telah disebutkan terdahulu, manusia mengatakan, "Hartaku, hartaku, padahal harta yang sebenarnya hanyalah iga hal saja;

1. Yang telah diselamatkan melalui sedekah.
2. Yang telah dihabiskan untuk dimakan.
3. Yang telah dipakai sampai usang.

Selain dari tiga hal tersebut harta adalah milik orang lain dan ahli warisnya. Dan ia sendiri tidak memiliki apa pun di dalamnya.".

10 Faedah Menahan Lapar

Diceritakan bahwa ketika kemenangan dan harta kekayaan telah banyak diperoleh oleh kaum muslimin pada zaman Khalifah Umar bin Khaththab r.a maka putrinya, Hafshah r.ha, telah mengusulkan dan meminta kepada ayahnya agar ia berpakaian yang baik ketika utusan negeri datang menemuinya. Hafshah r.ha juga meminta agar ketika para utusan itu memakan makanan yang lezat yang telah disediakan untuk mereka, maka ayahnya hendaknya juga turut serta.

Jawab Umar r.a."Ketahuilah bahwa keadaan seseorang itu paling diketahui oleh ahli rumahnya." Hafshah r.ha menjawab, "Benar, itu tentu tidak diragukan lagi." Umar r.a berkata, "Kalau begitu, aku akan bertanya kepadamu dan jawablah pertanyaanku dengan bersumpah: "Bagaimanakah kehidupan Rasulullah saw di dunia ini? Tidakkah kamu ingat bahwa pada masa itu, jika Rasulullah saw dan keluarganya makan malam, maka mereka tidak akan makan siang. Dan jika mereka makan siang, mereka tidak akan makan apa pun sepanjang malam. Tidakkah kamu ketahui bahwa beberapa tahun setelah masa kenabian, beliau saw dan keluarganya tidak pernah makan kenyang walaupun dengan buah kurma, sampai terjadinya kemenangan dalam perang Khaibar?

Aku bertanya kepadamu dan jawablah dengan bersumpah! Tidakkah kamu ketahui bahwa suatu ketika kamu menghidangkan makanan kepada Rasulullah saw di atas sejenis tempat yang tinggi di atas lantai ketika itu kamu melihat wajah Rasulullah saw berubah, sehingga beliau saw hanya makan jika makanan itu diturunkan dan diletakkan di bawah (di atas lantai).

Aku bertanya kepadamu dan jawablah dengan bersumpah. Tidakkah kamu ketahui bahwa Rasulullah saw biasa beristirahat di atas selimut yang dilipat dua. Suatu ketika, kamu telah menghamparkan kain itu dengan dilipat empat, maka beliau saw bersabda kepadamu bahwa dengan dilipatnya kain itu menjadi empat lipatan telah menghalangi beliau dari bangun malam. Karena kain yang berlipat empat menjadi lebih tebal seperti tempat tidur, sehingga menyebabkan beliau saw tertidur dengan nyenyak? Lalu Rasulullah saw menyuruhmu untuk menghamparkan kain selimut itu dengan dilipat dua seperti biasa.

Aku bertanya kepadamu dan jawablah kepadaku dengan bersumpah, tidakkah beliau saw menanggalkan baju dari badannya yang penuh berkah itu untuk dicuci, lalu ketika itu Bilal r.a mengumandangkan adzan dan memanggil Rasulullah saw untuk mengimami shalat, maka Rasulullah saw tidak memakai pakaian lainnya untuk mengimami shalat, kecuali jika baju yang dicuci itu kering dan dapat dipakai lagi, bukankah demikian?

Aku bertanya kepadamu, jawablah dengan bersumpah! Tidakkah kamu ketahui bahwa salah seorang wanita dari Banu Zhaffar telah menyediakan dua helai kain untuk dipakai Rasulullah saw, sehelai sarung dan sehelai selimut. Ia telah mengirimkan yang pertama, namun terlambat mengirimkan yang kedua. Maka Rasulullah saw memakai sehelai kain itu lalu mengikat kedua ujungnya di bahu belakang leher, agar tubuhnya tidak terbuka, kemudian Rasulullah saw pergi shalat, karena beliau saw tidak memiliki pakaian lainnya untuk dipakai shalat?".

Demikianlah, Umar r.a juga menceritakan peristiwa lainnya. Apabila Hafshah r.ha mengingat peristiwa itu, ia akan menangis, sedangkan Umar r.a sendiri banyak menangis, bahkan sampai menjerit, sehingga karena tangisnya itu dikhawatirkan nyawanya akan tercabut.
TEGUH T.A
About
10 Faedah Menahan Lapar - written by TEGUH T.A , published at 8:47 PM , categorized as Qana'ah . And has 0 comments

0 comments Add a comment
Bck
Cancel Reply
loading...
Copyright ©2013 dunia islam by
Theme designed by Damzaky - Published by Proyek-Template
Powered by Blogger
--> -->