Tak terasa Ramadan hampir berlalu.. Ramadan adalah bulan yang penuh
keberkahan. Seandainya ummat Muhammad saw tahu, maka ingin rasanya
sepanjang tahun adalah ramadan karena barokah di bulan ini. Dalam mafhum
sebuah hadits diterangkan bahwa 'amalan- 'amalan fardlu oleh Alloh
Ta'Ala dilipat gandakan pahalanya 70 kali. 'Amalan - 'amalan sunnah
dihitung sebagai 'amalan fardlu (pahala/ganjarannya).
Kita isi bulan Ramadan dengan berbagai 'amalan2 sholih. Puasa, sholat wajib, sholat2 sunnah (tarawih, dhuha, 'awwabin, tasbih, tahjjud, qobla, bakda dsb). Begitu semangatnya kita isi bulan ini dengan kebaikan. Sedekah, zakat, berbuat baik, berkata indah, menolong, 'amar ma'ruf nahi munkar dll. Kita bisa saksikan di awal2 Ramadan, shof pertama sampai terakhir di sebuah masjid maupun musholla penuh semua dengan jama'ah. Bahkan para ibu2, orangnya belum datang tapi sajadahnya sudah ada di shof sholat... Jadi yg i'tikaf di masjid sajadahnya bukan orangnya.. hehe..
Semua hal tersebut bagus2 aja. Cuma yg menjadi pertanyaan bagi diri kita sbg bahan muhasabbah (instropeksi) adalah, apakah sesudah bulan ini berlalu masih sehebat itu 'ibadah kita ?? Semakin meningkat, atau justru menurun ?
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Al-Baqarah: 183< Perhatikan pada akhir ayat tersebut. Alloh 'Azza Wa Jalla menekankan salah satu tujuan berpuasa. Yaitu agar kita sebagai mukmin naik derajatnya menjadi "takwa". Menurut kyai saya, takwa mengandung definisi "Mengamalkan seluruh Perintah2 Alloh, meninggalkan semua laranganNya dengan sungguh2". Maksudnya, dengan tekad kuat, penuh semangat tidak malas2an, tidak asal2 an.
Jadi tanda bahwa seseorang telah mendapatkan hakikat puasa ataupun belum adalah setelah Ramadan ini. Apakah 'ibadahnya lebih baik atau menurun. Apakah sholat2 nya makin khusyuk, makin banyak sholat nafil, makin sering meneteskan air mata di malam hari karena Alloh, atau tidak ??
Moga Alloh Yang Maha rohim memberi taufik, hidayah dan inayahNya kepada kita semua agar lebih baik dari yg kemarin2. Amin..
Kita isi bulan Ramadan dengan berbagai 'amalan2 sholih. Puasa, sholat wajib, sholat2 sunnah (tarawih, dhuha, 'awwabin, tasbih, tahjjud, qobla, bakda dsb). Begitu semangatnya kita isi bulan ini dengan kebaikan. Sedekah, zakat, berbuat baik, berkata indah, menolong, 'amar ma'ruf nahi munkar dll. Kita bisa saksikan di awal2 Ramadan, shof pertama sampai terakhir di sebuah masjid maupun musholla penuh semua dengan jama'ah. Bahkan para ibu2, orangnya belum datang tapi sajadahnya sudah ada di shof sholat... Jadi yg i'tikaf di masjid sajadahnya bukan orangnya.. hehe..
Semua hal tersebut bagus2 aja. Cuma yg menjadi pertanyaan bagi diri kita sbg bahan muhasabbah (instropeksi) adalah, apakah sesudah bulan ini berlalu masih sehebat itu 'ibadah kita ?? Semakin meningkat, atau justru menurun ?
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." Al-Baqarah: 183< Perhatikan pada akhir ayat tersebut. Alloh 'Azza Wa Jalla menekankan salah satu tujuan berpuasa. Yaitu agar kita sebagai mukmin naik derajatnya menjadi "takwa". Menurut kyai saya, takwa mengandung definisi "Mengamalkan seluruh Perintah2 Alloh, meninggalkan semua laranganNya dengan sungguh2". Maksudnya, dengan tekad kuat, penuh semangat tidak malas2an, tidak asal2 an.
Jadi tanda bahwa seseorang telah mendapatkan hakikat puasa ataupun belum adalah setelah Ramadan ini. Apakah 'ibadahnya lebih baik atau menurun. Apakah sholat2 nya makin khusyuk, makin banyak sholat nafil, makin sering meneteskan air mata di malam hari karena Alloh, atau tidak ??
Moga Alloh Yang Maha rohim memberi taufik, hidayah dan inayahNya kepada kita semua agar lebih baik dari yg kemarin2. Amin..