Luqman a.s adalah seorang ahli hikmah yang terkenal, sehingga nasihat-nasihatnya disebutkan di dalam Al-Qur'an. Ia adalah seorang hamba dari Habsyah yang berkulit hitam. Dengan limpahan rahmat dan karunia Allah swt., ia menjadi seorang ahli hikmah. Dalam beberapa riwayat dinyatakan bahwa Allah swt. telah menawarkan pilihan kepadanya, apakah ia menginginkan kerajaan ataukah hikmah. Ternyata ia lebih memilih hikmah.
Ilmu hikmah yang ia miliki dan nasihat-nasihat kepada anaknya yang diterangkan dalam banyak hadits sungguh menakjubkan.
Ketika ia sedang duduk bersama orang lain dalam suatu majelis, datanglah seorang laki-laki yang singgah ke tempat itu dan berkata kepadanya "Bukankah engkau dahulu seorang harnba sahaya dari kaum itu?" la menjawab, Benar, saya pernah menjadi hamba sahaya mereka. Orang itu bertanya lagi, Bukankah engkau yang pernah menggembalakan kambing di dekat kaki bukit itu?" la menjawab, "Ya, sayalah orangnya" Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana engkau dapat mencapai derajat yang sangat tinggi?" Ia menjawab, "Karena saya melakukan beberapa hal dengan sungguh-sunguh, takut kepada Allah, berkata benar, menunaikan amanah dengan sempurna, dan menjauhkan dlri dari perbuatan sia-sia."
Ia berkata, "Wahai anakku, berharaplah kepada Allah, tetapi janganlah engkau kehilangan rasa takut kepada-Nya. Takutlah kepada adzab Allah, tetapi janganlah engkau berputus asa dari rahmat-Nya. Anaknya bertanya, "Bagaimana mungkin aku dapat menaruh perhatian kepada keduanya, takut dan harap, sedangkan hatiku hanya satu?" Ia menjawab, "Demikianlah sifat orang beriman, seolah-olah ia mempunyai dua hati. Salah satunya menyimpan harapan yang sempurna, dan satunya lagi menyimpan rasa takut yang sempurna kepada Tuhannya.
Ia juga berkata, "Wahai anakku, banyak-banyaklah membaca RabbighfirIi, karena di sisi Allah ada waktu tertentu, jika engkau meminta kepada-Nya, Dia pasti akan mengabulkan permintaanmu. Wahai anakku, tidak ada amal shalih tanpa keyakinan. Barangsiapa yang lemah, maka amalannya menjadi cacat.
Ketika Nabiyullah Sulaiman sedang dalam perjalanan terbang menaiki singgasananya, burung-burung beterbangan di atasnya, jin-jin dan manusia berada di sisi kanan dan kirinya. Ketika beliau melalui tempat seorang ‘abid, maka ahli ibadah itu berkata, "Allah telah memberi kerajaan yang besar kepada engkau."
Maka Nabiyullah Sulaiman menjawab, "Satu subhanallah dalam catatan amal seorang muslim lebih utama daripada semua ini. Karena, kerajaan ini akan cepat habis, sedangkan pahala subhanallah dari sisi Allah akan tetap kekal selamanya." Rasulullah saw bersabda bahwa barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, ia tidak memiliki pertalian dengan Allah swt dan akan terperangkap dalam empat perkara:
1. Kegelisahan yang tidak akan berakhir (karena terus-menerus berpikir untuk menambah kekayaan dunia.
2. Kesibukan yang tidak akan memberi kesempatan kepadanya untuk menikmati waktu Luang.
3. kemiskinan dan kesempitan yang tidak akan memberi istighna' (kepuasan).
4. Angan-angan yang panjang yang tidak akan tercapai.
Dalam shuhuf Ibrahim terdapat firman Allah swt, "Wahai dunia, betapa hinanya kamu dalam pandangan hamba-hamba-Ku yang shalih, sedangkan kamu berhias diri untuk menarik perhatian mereka. Aku telah menanamkan ke dalam hati mereka permusuhan terhadap kamu. Aku telah memalingkan hati mereka darimu, tidak ada satu makhluk pun yang lebih hina darimu.
Abu Umamah r.a berkata bahwa ketika Rasulullah saw diutus, maka syaitan mengirim pasukannya untuk mengetahui masalah yang sebenarnya. Setelah membuat siasat, mereka melaporkan bahwa seorang nabi telah diutus. Nabi itu mempunyai umat yang sangat banyak. Maka syaitan bertanya, "Apakah cinta kepada dunia ada dalam hati mereka?" Mereka menjawab, "Ya, cinta kepada dunia juga ada dalam hati mereka."
Maka syaitan berkata, "Kalau begitu, aku tidak khawatir meskipun mereka tidak menyembah berhala, aku akan memberi mereka tiga perkara untuk menguasai mereka:
1. Penghidupan yang tidak sesuai dengan syariah
2. Pembelanjaan yang tidak dibenarkan oleh syariat.
3. Tidak membelanjakan di tempat yang benar."
Ali r.a berkata bahwa harta yang halal di dunia akan dihisab, dan harta yang haram akan menyebabkan adzab. Malik bin Dinar rahmatullah alaih berkata, "Selamatkanlah dirimu dari ahli sihir (dunia), bahkan hati ulama pun ia sihir."
Malik bin Dinar rahmatullah alaih berkata, "Kita semua seolah-olah sudah saling membuat perjanjian damai untuk bersepakat mencintai dunia sehingga tidak ada di antara kita yang sanggup menyuruh orang lain berbuat kebaikan atau mencegah mereka dari berbuat kemungkaran. Tidak mungkin Allah swt akan membiarkan kita selalu dalam keadaan seperti ini, yakni tidak diketahui kapan turunnya adzab yang pasti akan turun pada suatu saat nanti.
Hasan r.a berkata, "Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, ia akan diberi sedikit saja dari dunia, setelah itu dihentikan. Apabila sudah habis, barulah ia diberi sedikit lagi. Tetapi orang yang hina di sisi-Nya diberi dunia yang banyak." Seorang yang wara' biasa berdo’a kepada Allah, "Wahai Dzat Yang Mahasuci, Yang menghalangi langit tidak jatuh ke bumi, halangilah dunia agar tidak datang kepadaku."
Ilmu hikmah yang ia miliki dan nasihat-nasihat kepada anaknya yang diterangkan dalam banyak hadits sungguh menakjubkan.
Ketika ia sedang duduk bersama orang lain dalam suatu majelis, datanglah seorang laki-laki yang singgah ke tempat itu dan berkata kepadanya "Bukankah engkau dahulu seorang harnba sahaya dari kaum itu?" la menjawab, Benar, saya pernah menjadi hamba sahaya mereka. Orang itu bertanya lagi, Bukankah engkau yang pernah menggembalakan kambing di dekat kaki bukit itu?" la menjawab, "Ya, sayalah orangnya" Orang itu bertanya lagi, "Bagaimana engkau dapat mencapai derajat yang sangat tinggi?" Ia menjawab, "Karena saya melakukan beberapa hal dengan sungguh-sunguh, takut kepada Allah, berkata benar, menunaikan amanah dengan sempurna, dan menjauhkan dlri dari perbuatan sia-sia."
Ia berkata, "Wahai anakku, berharaplah kepada Allah, tetapi janganlah engkau kehilangan rasa takut kepada-Nya. Takutlah kepada adzab Allah, tetapi janganlah engkau berputus asa dari rahmat-Nya. Anaknya bertanya, "Bagaimana mungkin aku dapat menaruh perhatian kepada keduanya, takut dan harap, sedangkan hatiku hanya satu?" Ia menjawab, "Demikianlah sifat orang beriman, seolah-olah ia mempunyai dua hati. Salah satunya menyimpan harapan yang sempurna, dan satunya lagi menyimpan rasa takut yang sempurna kepada Tuhannya.
Ia juga berkata, "Wahai anakku, banyak-banyaklah membaca RabbighfirIi, karena di sisi Allah ada waktu tertentu, jika engkau meminta kepada-Nya, Dia pasti akan mengabulkan permintaanmu. Wahai anakku, tidak ada amal shalih tanpa keyakinan. Barangsiapa yang lemah, maka amalannya menjadi cacat.
Ketika Nabiyullah Sulaiman sedang dalam perjalanan terbang menaiki singgasananya, burung-burung beterbangan di atasnya, jin-jin dan manusia berada di sisi kanan dan kirinya. Ketika beliau melalui tempat seorang ‘abid, maka ahli ibadah itu berkata, "Allah telah memberi kerajaan yang besar kepada engkau."
Maka Nabiyullah Sulaiman menjawab, "Satu subhanallah dalam catatan amal seorang muslim lebih utama daripada semua ini. Karena, kerajaan ini akan cepat habis, sedangkan pahala subhanallah dari sisi Allah akan tetap kekal selamanya." Rasulullah saw bersabda bahwa barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, ia tidak memiliki pertalian dengan Allah swt dan akan terperangkap dalam empat perkara:
1. Kegelisahan yang tidak akan berakhir (karena terus-menerus berpikir untuk menambah kekayaan dunia.
2. Kesibukan yang tidak akan memberi kesempatan kepadanya untuk menikmati waktu Luang.
3. kemiskinan dan kesempitan yang tidak akan memberi istighna' (kepuasan).
4. Angan-angan yang panjang yang tidak akan tercapai.
Dalam shuhuf Ibrahim terdapat firman Allah swt, "Wahai dunia, betapa hinanya kamu dalam pandangan hamba-hamba-Ku yang shalih, sedangkan kamu berhias diri untuk menarik perhatian mereka. Aku telah menanamkan ke dalam hati mereka permusuhan terhadap kamu. Aku telah memalingkan hati mereka darimu, tidak ada satu makhluk pun yang lebih hina darimu.
Abu Umamah r.a berkata bahwa ketika Rasulullah saw diutus, maka syaitan mengirim pasukannya untuk mengetahui masalah yang sebenarnya. Setelah membuat siasat, mereka melaporkan bahwa seorang nabi telah diutus. Nabi itu mempunyai umat yang sangat banyak. Maka syaitan bertanya, "Apakah cinta kepada dunia ada dalam hati mereka?" Mereka menjawab, "Ya, cinta kepada dunia juga ada dalam hati mereka."
Maka syaitan berkata, "Kalau begitu, aku tidak khawatir meskipun mereka tidak menyembah berhala, aku akan memberi mereka tiga perkara untuk menguasai mereka:
1. Penghidupan yang tidak sesuai dengan syariah
2. Pembelanjaan yang tidak dibenarkan oleh syariat.
3. Tidak membelanjakan di tempat yang benar."
Ali r.a berkata bahwa harta yang halal di dunia akan dihisab, dan harta yang haram akan menyebabkan adzab. Malik bin Dinar rahmatullah alaih berkata, "Selamatkanlah dirimu dari ahli sihir (dunia), bahkan hati ulama pun ia sihir."
Malik bin Dinar rahmatullah alaih berkata, "Kita semua seolah-olah sudah saling membuat perjanjian damai untuk bersepakat mencintai dunia sehingga tidak ada di antara kita yang sanggup menyuruh orang lain berbuat kebaikan atau mencegah mereka dari berbuat kemungkaran. Tidak mungkin Allah swt akan membiarkan kita selalu dalam keadaan seperti ini, yakni tidak diketahui kapan turunnya adzab yang pasti akan turun pada suatu saat nanti.
Hasan r.a berkata, "Jika Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, ia akan diberi sedikit saja dari dunia, setelah itu dihentikan. Apabila sudah habis, barulah ia diberi sedikit lagi. Tetapi orang yang hina di sisi-Nya diberi dunia yang banyak." Seorang yang wara' biasa berdo’a kepada Allah, "Wahai Dzat Yang Mahasuci, Yang menghalangi langit tidak jatuh ke bumi, halangilah dunia agar tidak datang kepadaku."