Diriwayatkan dalam sebuah hadits, bahwa jika Alloh SWT senang kepada
hambanya maka akan Berkata kepada malaikat maut, "Pergilah dan bawalah
ruh hamba-Ku itu kepada-Ku. Ujian terhadapnya telah selesai dan ia telah
berhasil menunaikan apa-apa yang Aku Perintahkan".
Maka Izrail a.s mendatanginya dengan 500 Malaikat. Setiap malaikat membawa satu kabar gembira yang tidak diberikan kepada malaikat yang lain. Setiap mereka membawa ranting raihan dan akar za'faron di tangannya. Seluruhnya membentuk 2 barisan.
Ketika iblis melihatnya, ia menjerit dan menangis sambil memegang kepalanya. Lalu semua pengikut dan pelayannya berlarian dan bertanya, "Tuanku, apa yang terjadi?" iblis menjawab, "Celaka kalian, tidakkah kalian melihat apa yang terjadi? Ke manakah kalian? Padahal satu ruh telah terlepas dengan berhasil! Mereka berkata, "Tuanku, kami telah berusaha menyesatkannya agar ia berbuat dosa, tetapi ia telah selamat."
Tamim Ad-Dari r.a berkata bahwa Alloh SWT Memerintahkan malaikat maut, "Pergilah kepada hambaku, dan bawalah ruhnya kepada-Ku. Aku telah mengujinya dengan dua keadaan, yaitu suka dan duka. Ternyata ia melakukan yang Aku inginkan. Bawalah ia kepada-Ku agar ia dapat terlepas dari kesusahan dunia dengan tenang".
Maka malaikat maut akan mendatanginya dengan 500 malaikat. Setiap malaikat membawa kain kafan dari surga. Setiap malaikat membawa jambangan bunga raihan di tangannya. Dalam setiap bunga ada 20 warna yang mempunyai keharuman yang berbeda.Mereka membawa kasturi yang paling harum dalam sehelai sapu tangan sutra putih. Malaikat maut duduk di arah kepalanya. Semua malaikat mengelilinginya lalu meletakkan tangan mereka di setiap anggota tubuhnya.
Kemudian sapu tangan sutra putih yang dicampur kasturi itu diletakkan di bawah dagunya, dan pintu surga dibukakan di depan matanya. Hatinya senang dengan pemandangan nikmat2 surga, seperti anak-anak yangmenangis lalu dihibur oleh kaum keluarga dengan memperlihatkan permainan yang dapat menenangkan hatinya.
Kadangkala muncul bidadari di depan matanya, kadang buah2 an surga dan pakaian surga. Singkatnya berbagai kenikmatan surga ada di hadapannya. Para bidadari bergembira bernyanyi-nyanyi. Melihat itu ruhnya mulai gelisah dalam tubuhnya (seperti burung dalam sangkar). Malaikat maut bertanya kepadanya, "Wahai ruh yang berkah, marilah ke arah pohon bidara yang tidak berduri, pepohonan pisang yang tersusun rapi, naungan yang terbentang dan air yang mengalir.".
Ini adalah gambaran tentang keindahan surga sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Waqi'ah:
"Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas," (Q.S Al-Waqi'ah 28-30 ).
Maka Izrail a.s mendatanginya dengan 500 Malaikat. Setiap malaikat membawa satu kabar gembira yang tidak diberikan kepada malaikat yang lain. Setiap mereka membawa ranting raihan dan akar za'faron di tangannya. Seluruhnya membentuk 2 barisan.
Ketika iblis melihatnya, ia menjerit dan menangis sambil memegang kepalanya. Lalu semua pengikut dan pelayannya berlarian dan bertanya, "Tuanku, apa yang terjadi?" iblis menjawab, "Celaka kalian, tidakkah kalian melihat apa yang terjadi? Ke manakah kalian? Padahal satu ruh telah terlepas dengan berhasil! Mereka berkata, "Tuanku, kami telah berusaha menyesatkannya agar ia berbuat dosa, tetapi ia telah selamat."
Tamim Ad-Dari r.a berkata bahwa Alloh SWT Memerintahkan malaikat maut, "Pergilah kepada hambaku, dan bawalah ruhnya kepada-Ku. Aku telah mengujinya dengan dua keadaan, yaitu suka dan duka. Ternyata ia melakukan yang Aku inginkan. Bawalah ia kepada-Ku agar ia dapat terlepas dari kesusahan dunia dengan tenang".
Maka malaikat maut akan mendatanginya dengan 500 malaikat. Setiap malaikat membawa kain kafan dari surga. Setiap malaikat membawa jambangan bunga raihan di tangannya. Dalam setiap bunga ada 20 warna yang mempunyai keharuman yang berbeda.Mereka membawa kasturi yang paling harum dalam sehelai sapu tangan sutra putih. Malaikat maut duduk di arah kepalanya. Semua malaikat mengelilinginya lalu meletakkan tangan mereka di setiap anggota tubuhnya.
Kemudian sapu tangan sutra putih yang dicampur kasturi itu diletakkan di bawah dagunya, dan pintu surga dibukakan di depan matanya. Hatinya senang dengan pemandangan nikmat2 surga, seperti anak-anak yangmenangis lalu dihibur oleh kaum keluarga dengan memperlihatkan permainan yang dapat menenangkan hatinya.
Kadangkala muncul bidadari di depan matanya, kadang buah2 an surga dan pakaian surga. Singkatnya berbagai kenikmatan surga ada di hadapannya. Para bidadari bergembira bernyanyi-nyanyi. Melihat itu ruhnya mulai gelisah dalam tubuhnya (seperti burung dalam sangkar). Malaikat maut bertanya kepadanya, "Wahai ruh yang berkah, marilah ke arah pohon bidara yang tidak berduri, pepohonan pisang yang tersusun rapi, naungan yang terbentang dan air yang mengalir.".
Ini adalah gambaran tentang keindahan surga sebagaimana yang terdapat dalam surat Al Waqi'ah:
فِي سِدْرٍ مَّخْضُودٍ* وَطَلْحٍ مَّنضُودٍ *وَظِلٍّ مَّمْدُودٍ
"Berada di antara pohon bidara yang tak berduri, dan pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan naungan yang terbentang luas," (Q.S Al-Waqi'ah 28-30 ).