Ayyaamul Bidh maknanya hari-hari cemerlang (putih), bisa juga berarti purnama. Sebagai muslim, sunnah hukumnya untuk melakukan puasa selama 3 hari, mulai tanggal 13 hingga 15 di bulan Hijriyah. Menurut sebagian ulama, pada pertengahan bulan qomariyah pada umumnya bulan bercahaya terang dan bulat penuh. Hari-hari ini biasanya manusia cenderung berbuat kerusakan, menurut sebuah penelitian.
Rasulullah saw menyadari akan labilnya emosi manusia di hari-hari tersebut. Jadi, kita dianjurkan untuk berpuasa di yaumul bidh untuk menetralisir magnitut potensi insane yang cenderung berbuat kejelekan.
Sunnah rasulullah saw ini tertuang dalam berbagai hadits dari Abu Hurairah, Abdullah bin amr bin ash, abu dzar, Ibnu Milhan Al Qoisiy, Ibnu ‘Abbas ra, dll.
Suatu ketika, Mu’adzah bertanya pada sayyidatina ‘Aisyah,
أَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ ثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ قَالَتْ نَعَمْ. قُلْتُ مِنْ أَيِّهِ كَانَ يَصُومُ قَالَتْ كَانَ لاَ يُبَالِى مِنْ أَيِّهِ صَامَ. قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
“Apakah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa tiga hari setiap bulannya?” ‘Aisyah menjawab, “Iya.” Mu’adzah lalu bertanya, “Pada hari apa beliau melakukan puasa tersebut?” ‘Aisyah menjawab, “Beliau tidak peduli pada hari apa beliau puasa (artinya sekehendak beliau).”
Tetapi, hari yang paling afdhal untuk puasa adalah pada hari ke-13, 14, dan 15 di bulan Hijriyah yang juga dikenal sebagai ayyamul biid
Tentu saja, bagi seorang istri harus dengan persetujuan suaminya yang mukmin, jika hendak melakukan puasa ini.
Mungkin itulah sedikit ulasan mengenai puasa yaumul bidh. Semoga kita berniat untuk melaksanakannya.