Kami segera melanjutkan perjalanan, menuju masjid jami' untuk menunaikan sholat dzuhur. Setelah selesai, kami beranjak untuk mengadakan perjalanan balik ke rumah. Namun, takdir bicara.. Di tengah jalan, motor kami ditabrak oleh seorang pengendara ugal-ugalan. Seketika kami bertiga terjatuh. Istri sempat kehilangan kesadaran beberapa saat, dan mengalami terkilir pada persendiaan tulang. Sehingga pangkal tulang tergeser dari posisi semula. Anak saya pun jatuh sehingga luka-luka di wajahnya.
Siapakah Sahabat Sejati?
Kami pun dibawa ke dokter terdekat untuk mendapatkan perawatan. Teman yang tinggal di dekat kejadian, saya telepon. Akhirnya ia datang dengan mobilnya untuk mengantar kami ke tabib ahli tulang.
Pembaca, saya minta maaf jika tulisan ini tiada artinya bagi semua. Saya hanya berharap, agar pembaca sudi mendo'akan kesembuhan kami dan keselamatan kami sekeluarga.
Itulah sebagian alasan, kami jarang update artikel akhir-akhir ini. Atas kejadian ini, saya teringat sebuah atsar (perkataan sahabat nabi) tentang arti sebuah teman.
Seorang bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib r.a
Wahai Ali, kulihat sahabat-sahabatmu begitu setia sehingga mereka banyak sekali, berapakah jumlah sahabatmu itu..?"
Sayyidina Ali menjawab, "Nanti akan kuhitung setelah aku tertimpa musibah" !
Subhanalloh... Benarlah nabi saw, jika Ali dijuluki oleh beliau sbg pintu ilmu!
Saya sungguh merasakan kebenaran dari perkataan sayyidina Ali di atas. Teman sejati adalah mereka yang tetap setia di suasana kesedihan, bukan kegembiraan. Baca artikel lainnya ya, 11 Sifat Baik, 11 Sifat Buruk. Allohu 'alam.
foto via ayobuka.com