Dari Ibnu Abbas r. a., sesungguhnya Rasulullah saw. bersabda mengenai orang yang beri'tikaf, bahwa dia terjaga dari dosa-dosa dan dituliskan baginya kebaikan-kebaikan sebagaimana orang yang berbuat kebaikan-kebaikan seluruhnya. (Hr. Ibnu Majah - Misykat).
Dalam hadits ini disebutkan dua manfaat khusus dalam i'tikaf:
Pertama
Dengan beri'tikaf seseorang akan terjaga dari dosa-dosa, karena terkadang seseorang itu terjerumus ke dalam perbuatan-perbuatan dosa, apakah karena kesengajaan atau karena kesalahan dan kekeliruan. Sedangkan zaman ini, merupakan zaman yang penuh kezhaliman dan kemaksiatan yang kian merajalela. Maka dengan beri'tikaf seseorang akan terjaga dari segala godaan untuk berbuat dosa.
Kedua
Secara lahiriyah orang yang sedang beri'tikaf nampaknya rugi karena banyak sekali amal-amal saleh seperti mengantar jenazah, menengok orang sakit dan amal-amal lainnya yang tidak dapat ia lakukan. Oleh karena itu, menurut hadits di atas, ibadah-ibadah yang tidak dapat dilakukan karena terhalang oleh i'tikaf, maka pahala-pahala semua ibadah itu akan diperolehnya.
Maha Besar Allah, dan betapa besar rahmat dan kemurahan yang dikaruniakan-Nya kepada kita, sehingga seseorang yang mengerjakan satu ibadah saja akan mendapatkan sepuluh pahala ibadah lainnya. Pada hakikatnya rahmat Allah adalah sangat luas. Dengan sedikit memberi perhatian dan meminta kepada-Nya, maka rahmat itu akan datang bercurah-curah laksana hujan. Namun kita tidak menghargai hal ini karena kelalaian kita sendiri, tidak menganggap penting hal ini dan tidak memberikan perhatian kepadanya, karena keagungan agama telah tercabut dari hati kita.
